Blogger Widgets ADE COPA GABANA PARFUM PARIS MODE: ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELAURGA Tn. ” S ” TERHADAP Ny. ” S ” DENGAN MASALAH KURANGNYA PEMAHAMAN TENTANG ASI EKSLKUSIF DI DSN. KEDUNG BETIK, DESA KEDUNG BETIK KECAMATAN KESAMBEN JOMBANG

Sabtu, 26 Mei 2012

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS PADA KELAURGA Tn. ” S ” TERHADAP Ny. ” S ” DENGAN MASALAH KURANGNYA PEMAHAMAN TENTANG ASI EKSLKUSIF DI DSN. KEDUNG BETIK, DESA KEDUNG BETIK KECAMATAN KESAMBEN JOMBANG



   

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn ” S ” terhadap Ny. ” S ” dengan masalah kurangnya pemahaman tentang ASI Eksklusif di Dusun Kedung Betik Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang.
Pada ksempatan ini denan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.      Dr. Nanik selaku kepala puskesmas Kesamben
2.      Bpk. Nasrul selaku kepala Desa Kedung Betik
3.      Ibu Wiwik Dyah selaku bidan pembimbing polindes dusun Kedung Betik
4.      Dra. Soeliyah Hadi. M kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada
5.      Ibu Sutjuirah, Dip. Mw, Spd selaku pembimbing Akademi Kebidanan Husada Jombang
6.      Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu – satu
Dengan segala kerendahan hati kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami mengharap saran dan kritik yang kontruktif demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga penyusunan laporan ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua, khususnya Mahasiswa Akademi Kebidanan Husada Jombang.


Jombang,   Maret 2006


Penulis



BAB I
PENDAHULUAN

1.1.    Latar Belakang
Sudah menjadi pandapat umum bahwa kondisi gizi yang optimal dari anak – anak sekarang, terutama pada bayi adalah sesuatu hal yang mutlak demi kesehatan dan pertumbuhan yang baik pada masa mendatang. Disamping itu diakui pula bahwa untuk bayi, air susu ibu (ASI) adalah satu – satunya sumber zat makanan alamiah yang perlu dilindungi serta si promosikan di seluruh negara (Resolusi WHA 34, 22)
Pengalaman telah menunjukkan bahwa terbentuknya cara pemberian makanan bagi yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat tergantung kepada informasi yang diterima oleh ibu – ibu (WHO, 1979; Baer 1981)
Khusus mengenai kekurangan kalori dan protein pada bayi di pedesaan, disamping penakaran susu yang kurang tepat juga sering disebabkan karena penyapihan yang terlalu dini. Pada masyarakat yang buta gizi dimana air susu ibu diganti dengan air tajin/pisang. Kekurangan kalori dan protein pada bayi ini sangat berbahaya karena jumlah sel otak dan juga luas permukaan otak yang sebenarnya masih dalam taraf terganggu/terhenti sehingga menyebabkan penurunan kapsitas mental, intelektual dan juga fisik dimasa mendatang.
Dari Hasil Survey di dusun Kedung Betik banyak ditemukan Masyarakat yang mmepunyai bayi 0-6 bulan yang tidak memberikan Asi sejak lahir. Selian masalah kurangnya pengetahuan tentang asi eksklusif masalah yang lain adalah mengenai kesehatan lingkungan dan ekonomi penduduk yang rendah, pendidikan yang rendah, karena mengacu pada 9 SKA maka kami mengambil/mengangkat masalah kurangnya pengetahuan tentang Asi eksklusif yang ada di dusun Kedung Betik, Desa Kedung Betik. Maka dari itu praktek lapangan (PKL) merupakan bentuk pembelajaran klinik dengan menerapkan materi yang telah didapat dibangku kuliah terutama mata kuliah kebidanan kemunitas pada keluarga, dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman nyata tentang peran dan fungsi bidan di masyarakat dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dengan individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kebidanan serta dapat mengembangkan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga dengan menggunakan manajemen kebidanan dan pengorganisasisan masyarakat.

1.2.    Tujuan
1.2.1.  Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam peran fungsi dan tugas bidan serta dapat mengembangkan sikap etis, nasionalisme dan profesionalisme dalam melaksanakan praktek kebidanan
1.2.2.  Tujuan khusus
Ÿ  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
Ÿ  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalah – masalah kesehatan dasar dalam keluarga
Ÿ  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya
Ÿ  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap anggota keluarganya yang sakit dan dalam mengatasi masalah produktivitas anggota keluarganya
Ÿ  Meningkatkan produktivitas keluarga dan meningkatkan mutu hidupnya

1.3.    Manfaat Penulisan
1.3.1.  Bagi penulis
Sebagai pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan komunitas di dalam praktek kerja lapangan yang telah di dapat diperkuliahkan
1.3.2.  Bagi institusi
Dapat digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan dalam rangka peningkatan mutu pelayanan
1.3.3.  Bagi klien
Menambah pengetahuan tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif dan usia 0-6 bulan dan masalah kesehatan pada keluarganya
1.3.4.  Bagi lahan praktek/masyarakat
Sebagai bahan masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada pada masyarakat

1.4.    Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan komunitas ini disusun setelah penulis melakukan penulisan secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dan dalam situasi yang nyata. Dan tertuju pada pemecahan masalah dengan menggunakan metode :
1.4.1.  Studi kepustakaan
Mengumpulkan data melalui bahan ilmiah dengan cara membaca yang terkait dengan pemberian Asi Eksklusif dan kesehatan Masyarakat
1.4.2.  Wawancara dan observasi
Mengumpulkan data melalui tanya jawab secara langsung pada pasien, keluarga maupun tim kesehatan yang terkait
1.4.3.  Pemeriksaan fisik
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi dan perfusi untuk mendapatkan data obyektif
1.4.4.  Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh data dengan melihat catatan medik keluarga dan lain – lain




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kebidanan Komunitas
1.  Pengertian
Adalah seorang bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah tertentu. (Dr. JH. Syahlan, skm)
Adalah para praktisi bidan oleh wanita selama masa kehamilan, persalinan, yaitu dibutuhkan oleh wanita selama masa kehamilan, perslianan, nifas dan bayi baru lahir secara komprehensif. (United Kingdom Central Council For Nursing, Midwifery and Health)
Adalah seorang yang telah mengikuti pendidikan kebidanan yang telah diakui pemerintah setempat yang telah menyelesaikan pendidikan dan lulus serta terdaftar/ mendapat ijin melakukan praktek kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat di wilayah tertinggal (WHO)
2.  Sasaran pelayanan kebidanan komunitas
Sasaran pelayanan kebidanan komunitas adalah komuniti didalam komuniti terdapat kumpulan individu yang membantu keluarga atau kelompok dalam suatu mayarakat.
Sasaran utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak dalam keluarga
Ibu                             :   Calon ibu/masa pranikah, ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval, menopause
Anak                         :   Bayi, balita, masa sekolah
Keluarga berencana   :   Nucler familly (suami, istri, anak), extended familly (keluarga besar, kakek, nenek dll)
Masyarakat                :   masyarakat desa kelurahan dalam batas wewenang kerja

3.  Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh bidan
Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh Bidan meliputi :
a.       Penyuluhan kesehatan
b.      Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
c.       Konsep keluarga berencana
d.      Imunisasi gizi Keluarga Berencana
e.       Memberikan pelayanan kesehatan ibu di rumah
f.       Membina dan membimbing kader dan dukun bayi
g.      Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan
h.      Membina kerjasama lintas program dan lintas sektoral
i.        Melakukan rujukan medik
j.        Mendeteksi secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakai kontrasepsi

2.2.Konsep Keluarga
  1. Pengertian
Adalah suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit masyarakat yang terkecil dan sebagainay. Tetapi tidak selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan dan ikatan – ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam satu rumah (tempat tinggal), biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga dan makan dari satu periuk. (Dep. Kes. RI. 1993)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga, berinetraksi satu sama lain di dalam peranannya masing – masing dalam keadaan saling ketergantungan. (Dep. Kes. RI. 1998)
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup di dalam peranannya masing – masing danmenciptakan serta merpertahankan seuatu kebudayaan (Salvicion G. Balion dan Maklaya 1989)
Dari ketiga batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :
a.   Unit terkecil masyarakat
b.  Terdiri dari dua orang atau lebih
c.   Adanya ikatan perkawinan dan pertalian darah
d.  Hidup dalam satu rumah tangga
e.   Di bawah asuhan seorang kepala rumah tangga
f.   Berinteraksi satu sama lain
g.  Setiap anggota keluarga menjalankan perannya masing – masing
h.  Menciptakan dan mempertahankan suatu kebudayaan
  1. Struktur keluarga
Struktur keluarga dan bermacam – macam diantaranya adalah :
a.   Patrilineal                :     adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b.  Matrilineal               :     adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c.   Matrilokal                :     adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d.  Patrilokal                 :     adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah ayah
e.   Keluarga kawasan   :     adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga adanya hubungan dengan suatu atau istri
Ciri – ciri struktur keluarga – Anderson Carter
a.   Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga
b.  Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan fungsi dan tugasnya masing – masing
c.   Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing – masing
  1. Tipe/bentuk keluarga
                           a.      Keluarga Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak – anak
                          b.      Keluarga Besar (Extended Family) : keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
                           c.      Keluarga Berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang menikah labih dari satu kali dan merupakan satu kaluarga inti
                          d.      Keluarga Duda/Janda (Single Family) : keluarga yang terjadi karena perceraian atau kematian
                           e.      Keluarga berkomposisi (Composite) : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup secara bersama
                           f.      Keluarga Kabitas (Kahabitation) : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi membentuk suatu keluarga
  1. Peranan keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi 1 situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
a.       Peranan Ayah
Sebagai suami, ayah, pencari kerja, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai masyarakat dari lingkungannya
b.      Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh pendidik anak – anaknya, pelindung serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarga sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya
c.       Peranan anak
Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
  1. Fungsi keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat dijalankan oleh keluarganya
a.       Fungsi biologis
1.      Untuk meneruskan keturunan
2.      Memelihara dan memebsarkan anak
3.      Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4.      Memelihara dan merawat anggota keluarga
b.      Fungsi psikologis
1.      Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga
3.      Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
4.      Memberikan identitas keluarga
c.       Fungsi sosial
1.      Membina sosialisasi pada anak
2.      Membentuk norma – norma tingkah laku sesuai dengan keluarga perkembangan anak
3.      Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
4.      Menruskan nilai – nilai budaya keluarga
d.      Fungsi ekonomi
1.      Mencari sumber – sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga
2.      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3.      Menabung untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan keluarga dimana yang akan datang misalnya pendidikan angka – angka, jaminan hari tua dan sebaginya.
e.       Fungsi pendidikan
1.      Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinyad
2.      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3.      Mendidik anak sesuai dengan tingkat – tingkat perkembangannya

2.3. Konsep Dasar ASI Eksklusif
  1. Pengertian
ASI adalah suatu emulasi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi
ASI ekslusif adalah pemberian air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6 bulan tanpa makanan pendamping ASI
  1. Komposisi air susu ibu
a.       Proatein
Protein dari susu (curd) disebut kasein kadar protein yaitu laktal bumil dan laktal globulin lebih besar pada air susu ibu dibanding air susu sapi
b.      Lemak
Air susu ibu mengandung lemak jenuh dan lemak tidak jenuh yang sama kadarnya, yang dapat diabsorbsi oleh bayi secara lebih mudah daripada butir-butir lemak yang terdapat pada susu sapi. Kadar kolesterol alebih tinggi dari pada susu sapi 
c.       Karbohidrat
Mengandung faktor bifidus, dan faktor ini tidak terdapat di dalam air susu sapi. Faktor-faktor pelindung ini semua ada di dalam air susu ibu yang matur dan di dalam kolostrum. Kadar faktor ini berubah selama masa laktasi bayi mulai membentuk sistem imunilogisnya sendiri. Perlu diulangi disini bahwa :
a.       Pemberian kolostrum secara awal dan pemberian air susu ibu yang terus menerus, paling tidak selama 4 bulan, merupakan perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap penyakit
b.      Bahkan hanya dengan sekali minum air susu sapi dapat menyebabkan kerusakan faktor pelindung alami
d.      Garam mineral
Natrium à dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia
Kalsium, fosfor, magnesium à kadarnya dalam air susu ibu lebih cocok untuk bayi dibandingkan kadarnya yang lebih tinggi pada air susu sapi
e.       Zat besi
Kadar zat besi yang rendah tidak mengurangi sifat anti infeksi dan laktofenin
f.       Vitamin
Kadar vitamin Asphixia, B, C, D dan E lebih tinggi dibandingkan kadarnya dalam air susu sapi, tetapi terdapat lebih sedikit vitamin K dalam air
g.      Faktor pelindung
Terdapat di dalam air susu ibu maupun di dalam kolostrum
                                    1.      Imunoglobin protektif
                                    2.      Laktofenin
                                    3.      Lisosom
                                    4.      Faktor antitripsin
                                    5.      Faktor bifidus
  1. Keuntungan ASI bagi bayi
a.       ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi, karena :
-          Mudah dicarna dan diserap
-          Selalu bersih dan segar
-          Aman
b.      Menyempurnakan pertumbuhan bayi menjadi lebih sehat
c.       ASI mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi
d.      ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat sesuai dengan kebutuhan
e.       Untuk menjalani hubungan kasih sayang antara ibu dan bayi
  1. Keuntungan meneteki bagi ibu
a.       Mencegah perdarahan pada masa nifas
b.      Membantu segera mengembalikan alat-alat kandungan
c.       Tidak merepotkan atau tidak perlu merebus botol dan membuat susu
d.      Menghemat biaya pengeluaran karena ASI tidak perlu dibeli
e.       Praktis karena itu tidak perlu membawa botol bila bepergian
f.       Menjalin hubungan yang akrab antara ibu dan bayi
g.      Menunda masa kehamilan
  1. Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI
Faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan ASI antara lain :
1.      Perubahan sosial budaya
    1. Ibu-ibu bekerja atau kesibukan sosial lainnya
    2. Meniru teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol
2.      Faktor psikologis
a.       Takut kehilangan daya tarik sebagai seorang wanita
b.      Tekanan batin
3.      Faktor fisik ibu
Ibu sakit, misalnya mastitis, panas, dsb
4.      Faktor kurangnya petugas kesehatan, sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat pemberian ASI
5.      Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai pengganti ASI
6.      Penerangan yang salah justru datangnya dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan pengganti ASI dengan susu kaleng
  1. Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
1.      Susuilah bayi segera setelah melahirkan
2.      Bayi harus diberi minum bila lapar dan tidak perlu jadwal secara padat
3.      Berilah ASI pada bayi sampai umur 2 tahun
4.      Cuci tangan sebelum dan sudah meneteki
5.      Sebelum dan sesudah meneteki puting susu dibersihkan
6.      Setelah meneteki, mulut bayi dibersihkan
7.      Selama meneteki usahakan bayi selalu menghisap
8.      Hindarkan agar hidung bayi tidak tertutup oleh payudara ibu
9.      Meneteki tidak boleh tergesa-gesa agar tidak tersedak, kemudian bayi disendawakan dengan cara menepuk punggung bayi
  1. Hal-hal yang mempengaruhi produksi ASI
1.      Makanan ibu
Ibu makan secara teratur dan cukup gizi, selain itu dianjurkan minum lebih banyak, kira-kira 8 – 12 gelas sehari, misal susu, air, kacang hijau, air buah
2.      Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu selalu dalam kondisi tenang. Apabila ibu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional akan menurunkan produksi ASI 
3.      Frekuensi menyusui
4.      Istirahat yang cukup
5.      Perawatan payudara yang teratur

BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1.    Data Umum
3.1.1.      Identifikasi Keluarga
Kecamatan  :   Kesamben                   Kepala keluarga    :  Tn ”S”
Kelurahan    :   Kedung Betik             Nama                    :  Tn ”S”/ Ny ”S”
RT/RW        :   8/2                              Umur                    :  25 thn/7 thn
Alamat        :   Dsn. Kedung Betik    Pendidikan           :  SMA/SMP
                        Desa Kedung Betik    Agama                  :  Islam/Islam
                                                           Pekerjaan              :  Buruh tani/Ibu RT
                                                           Penghasilan           :  Tidak pasti
No
Jumlah Anggota Keluarga
Nama
JK
Umur
Hub KK
Pekerjaan/ Sekolah
Keadaan kesehatan pada waktu kunjungan pertama/ imunisasi
No.KIA/ KB
1
2
3
4
5

6
Safi’i
Aminah
Soliha
Soimah
Sokip

Hendrik
L
P
P
P
L

L
52 th
40 th
13 th
17 th
25 th

2 bln
Suami
Istri
Anak
Istri
Suami/ menantu
Anak/cucu
Tidak sekolah
Tidak sekolah
SMP
SMP
SMA

-
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik

Baik

                       
Tipe keluarga ini adalah keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan keputusan adalah ayah sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup harmonis 
3.1.2.      Denah rumah
Ketarangan :
1.      Ruang tamu           4. Dapur
2.      Kamar                   5. Ruang Keluarga
3.      Kamar                   6. Kamar mandi
Keterangan :
:   Laki-laki
:   Perempuan
:   Ibu umur 17 th bermasalah dengan kurangnya pemaha man tentang ASI ekslusif
:   Garis keturuna
:   Garis perkawina
3.1.3.      Situasi lingkungan
    1. Rumah
Luas                            : 12 m x 4 m
Jenis rumah                 : Tersendiri
Letak                           : Jauh dari vektor
Dinding                       : Tembok
Atap                            : Genteng
Lantai                          : Tekel semi plester
Cahaya                                    : Terang
Ventilasi                      : Cukup
Jendela                                    : Ada
Kebersihan                  : Cukup bersih
Jumlah ruangan           : 3                                 
    1. Air minum
Asal                             : Sumur
Kualitas air                  : Cukup baik
Konsumsi air               : Bersih
    1. Pembuangan sampah
Sampah                       : Dibakar di belakang rumah 
    1. Jamban dan kamar mandi
Jenis jamban                : Cemplung
Jarak dengan sumber air    : 6 m
Kebersihan                  : Cukup
Kamar mandi              : Ada
    1. Pekarangan dan selokan
Pengaturan                  : Teratur
Kebersihan                  : Bersih
Air limbah                   : Teratur
Tanaman peneduh       : Ada
Peralatan pekarangan  : Ada
    1. Kandang ternak
Bangunan                    : Tidak punya
Letak                           : -
Kebersihan                  : - 
3.1.4.      Kegiatan keluarga sehari-hari
a.       Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak teratur dan tergantung kepada kemauan masing-masing anggota keluarga 
b.      Kebiasaan makan
Makan 3 x/ hari dengan makanan pokok beras (nasi), sayur, lauk. Untuk bayi minum ASI + pisang dan nasi tim (lumat), keadaan fisik anggota keluarga baik  
c.       Penggunaan waktu senggang (luang)
·         Penggunaan waktu luang oleh ibu digunakan untuk mengasuh bayinua ibu tidak aktif dalam kegiatan ibu-ibu RT/RW
·         Ayah sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, waktu luangnya biasanya digunakan untuk menonton TV, bercengkrama dengan tetangga
d.      Situasi sosial dan budaya
Keluarga mengatakan menjaga kebersihan diri dengan teratur dengan memanfaatkan air sumur. Kebiasaan keluarga yang dapat menghambat kesehatan yaitu pemberian pisang setelah bayi baru lahir
3.1.5.      Keadaan kesehatan keluarga
a.       Imunisasi
Bayinya dari sejak lahir sudah mendapatkan imunisasi langsung yaitu hepatitis B
b.      Keluarga Berencana
Ibu menggunakan suntik 3 bulan
c.       Keadaan gizi keluarga
Pertumbuhan fisik keluarga baik, berat badan sesuai dengan umur
d.      Penyakit yang diderita keluarga
Keadaan ibu saat ini baik-baik saja dan tidak ada keluhan begitu juga keadaan bapak sehat, tidak merokok, keadaan nenek dan kakeknya juga baik 
e.       Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang sakit dibawa ke Puskesmas yang dekat dengan tempat tinggal. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan baik kelahiran maupun atau proses persalinan
3.2.    Data Khusus
3.2.1.      Biodata
Nama           : Ny ”S”
Umur           : 17 tahun
Agama         : Islam
Pendidikan  : SMP
Pekerjaan     : IRT
3.2.2.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan memberikan pisang + nasi sebagai pendamping ASI
3.2.3.      Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan sejak lahir anaknya langsung diberi ASI dan pisang kepok, sebagai pendamping ASI karena anaknya sering menangis
3.2.4.      Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun
3.2.5.      Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan menahun 

3.2.6.      Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.    Pola Nutrisi
Makan     : + 3 x/hari, menu nasi, lauk, sayur
Minum     : + 6-7 gelas /hr, air putih, teh
b.   Pola Istirahat
Tidak terjadwal
 
Siang       :
Malam     :
c.    Pola Eleminasi
BAK       : + 3-4 x/hari warna kuning, jernih, bau khas.
BAB        : + 1x/hari warna kuning, konsistensi lunak, bau khas.
d.   Pola Personal Hygene
Mandi + 2 x/hari, gosok gigi 2 x/hr, ganti pakaian dalam + 2 x/hr
3.2.7.      Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum  : Baik
Kesadaran           : Composmentis
Postur tubuh        : Normal, tidak ada kelainan
TB                       : 154 cm
BB                       : 48 kg
Lila                      : + 23,5 cm
Takanan Darah    : 110/70 mmHg       Suhu    : 36,7 oC
Nadi                    : 80 x/menit             RR       : 20 x/menit
a.       Inspeksi
Kepala                     :  Rambut hitam panjang, tidak rontok, tidak ada ketombe, bersih
Muka                       :  Tidak pucat, tidak oedem.
Mata                        :  Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak icterus, tidak oedem
Hidung                    :  Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut/gigi               :  Simetris, bersih, tidak stomatitis, tidak ada caries
Leher                       :  Tidak ada pembesaran kelenjar tiriod dan tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada/Payudara       :  Simetris, tidak ada retraksi interoostae, payudara membesar, hyperpigmentasi pada areola, dan puting susu bersih 
Abdomen                :  Terdapat linea nigra, striealbican, tidak ada luka bekas operasi 
Punggung                :  Tidak ada kelainan
Genetalia                 :  Bersih, tidak oedem, tidak ada condiloma akuminata 
Anus                        :  Tidak ada hemoroid
Exs. Atas & bawah    : Simetris, tidak oedem -/-, tidak ada gangguan pergerakan
b.      Palpasi
Leher             : Tidak ada perbesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembendungan vena jugularis
Ketiak           : Tidak ada benjolan
Payudara       : Colostrum +/+, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen      : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit baik
c.       Auskultasi
Dada             : Tidak ada ronchi dan wheezing
d.      Perkusi
Abdomen      : Tidak kembung
3.2.8.      Analisis Data
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn ”S” disebabakan oleh faktor ketidaktahuan/ketidak pahaman, hal ini terjadi karena rendahnya tingkat pendidikan keluarga dan didukung dengan usia ibu yang terlalu muda, disamping itu ditunjang oleh faktor lingkungan, sosial, budaya, masyarakat dan keluarga, tetapi meskipun begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan yaitu bidan berperan penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada ibu sudah/telah melahirkan dan ditolong oleh bidan dan anaknya juga mendapatkan imunisasi dari bidan. Namun sanitasi lingkungan keluarga kurang memenuhi syarat kesehatan, hal ini merupakan ancaman kesehatan, terhadap keluarga. Demikian pula pandangan ibu tentang ASI ekslusif pada bayi akan dapat mempengaruhi kesehatan bayi 
Tingkat pendidikan yang rendah dan adat kebiasaan yang melekat merupakan hambatan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam membina perawatan kesehatan pada keluarga Tn ”S”. Oleh karena itu intervensi yang pertama yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan penyuluhan kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang dilakukan secara berhadap dalam membangkitkan motivasi ibu dalam memberikan ASI secara ekslusif. Serta penyuluhan tentang pentingnya gizi pada kelhidupan keluarga sehingga membawa hasil yang nyata dan dirasakan manfaatnya oleh keluarga sendiri sehingga timbul kemandirian keluarga dalam memelihara keluarga.
3.2.9.      Perumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka permasalahan yang timbul dalam keluarga Tn ”S” yang disebabkan faktor ketidaktahuan dan ketidakmampuan keluarga dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan sehingga timbul masalah-masalah keluarga sebagai berikut :
1.      Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
2.      Status ekonomi rendah
3.      Kesehatan Lingkungan.
3.2.2     Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah pada keluarga Tn ”S” secara keseluruhan tidak mungkin, oleh karena itu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah kesehatan dan kebidanan yan mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi prioritas utama.
Agar dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka dilakukan pembobotan dengan sebagai berikut :
Ä  Kurangnya pengetahuan tentang ASI ekslusif
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat Masalah ancaman kebersihan
2/3 x1
2/3
Ancaman kesehatan bagi bayi, bila MP-ASI terus diberikan
2.
Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian
½ x 2
2/2 = 1
Keluarga menyadari masalah dapat diubah karena selama
3.
Potensi masalah untuk dicegah  : cukup.

2/3 x 1
2/3
Keluarga menyadari masalah cukup mudah diubah karena adanya penyuluhan yang telah diberikan ibu diharapkan bisa mengerti
4.
Menonjolnya masalah.
Masalah berat harus segera ditangani
2/2 x 1
1
Keluarga menganggap masalah kurangnya pengetahuan tentang ASI ekslusif merupakan masalah yang harus segera ditangani
Jumlah Skor
3 1/3


Ä  Status Ekonomi Rendah
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat Masalah
Keadaan sejahtera
1/3 x1
1/3
Keluarga menyadari bahwa masalah status ekonomi rendah dapat mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
2.
Kemungkinan masalah dapat di ubah
½ x 2
½

Keluarga menyadari bahwa masalah sosial ekonomi dapat sebagian di ubah dengan peningkatan penghasilan keluarga.
3.
Potensi masalah untuk diubah CKP

2/3 x 1
2/3
Keluarga menyadari masalah sosial ekonomi rendah cukup bisa dicegah dengan meningkatkan penghasilan.
4.
Penonjolan masalah ada masalah tapi tidak perlu ditangani
½ x 1
½
Keluarga menganggap masalah sosial ekonomi tidak harus segera ditangani.
Jumlah Skor
2 ½




Ä  Kesehatan Lingkungan
No
Kriteria
Perhitungan
Skor
Pembenaran
1.
Sifat Masalah Ancaman kesh
2/3 x1
2/3
Kesehatan lingkungan dapat mengancam kesehatan.
2.
Kemungkinan masalah dapat di ubah
0/2 x 2
0

Keluarga tinggal dalam lingkungan yang kumuh
3.
Potensi masalah untuk dicegah  
1/3 x 1
1/3
Keluarga sulit untuk mengubah keadaan (tempat tinggal tetap).
4.
Penonjolan masalah.
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
½ x 1
½
Keluarga sadar masalah keshling tidak dapat ditangani segera.

Jumlah Skor

1 5/6


Berdasarkan hasil pembobotan masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan pada keluarga         Tn. ”S” dapat disusun sebagai berikut :
Prioritas 1    :   Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
Prioritas 2    :   Sosial Ekonomi rendah.
Prioritas 3    :   Kesehatan Lingkungan.
3.2.10.  Rencana Tindakan dan Evaluasi Perawatan Keluarga
Data        :   Ibu mengatakan sejak lahir anaknya sudah diberi pisang untuk pendamping ASI
Masalah   :   Kurang mengerti dan memahami tentang pemberian ASI ekslusif
Tujuan     :   Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberian ASI ekslusif keluarga mengerti tentang arti pentingnya pemberian ASI ekslusif
1.      Ibu mengerti tentang keuntungan ASI bagi bayi
2.      Keluarga mengerti tentang keuntungan meneteki bagi ibu
3.      Keluarga mengerti tentang hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
4.      Keluarga mengerti pola pemberian makanan anak       0-24 bulan 
5.      Keluarga dapat mengetahui tentang makanan bagi ibu menyusui
Rencana :
Memberikan penyuluhan tentang :
-          ASI dan manfaatnya
-          Pola makanan bayi dan ibu menyusui
-          Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Tindakan   :
Tanggal     : 16 Maret 2006         Jam        : 10.00 WIB
Memberikan penyuluhan tentang
-          ASI dan manfaatnya
-          Pola makanan bayi dan ibu menyusui
-          Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Evaluasi
S    :  Keluarga mengatakan memahami apa yang dijelaskan oleh petugas kesehatan
O   :  Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang diberikan oleh petugas kesehatan dan ingin membahas dulu dengan keluarga
A   :  Rencana belum berhasil
P    :  Mengadakan kunjungan rumah 1 minggu lagi 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar