KARYA TULIS ILMIAH (KTI)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perawatan kesehatan dan kebersihan adalah hal yang banyak dibicarakan
dalam masyarakat. Biasanya hal ini diajarkan oleh orangtua sejak kita
masih kecil. Tetapi karena orangtua sering kali tidak merasa nyaman
membicarakan masalah pendidikan seksual biasanya masalah kesehatan dan
kebersihan yang dibicarakan hanya menyangkut hal yang umum saja,
sedangkan urusan kesehatan organ reproduksi jarang kita dapatkan dari
mereka (Sarwono, 2006: 115). Menurut WHO dan beberapa badan dunia
lainnya tahun 1998, menghimbau semua Negara Asia Tenggara agar
memberikan komitmennya untuk memperhatikan dan melindungi kebutuhan
remaja akan informasi, keterampilan, pelayanan dan lingkungan yang umum
dan kesehatan reproduksi remaja. (Soetjiningsih, ).
Di dunia, angka kejadian akibat infeksi alat reproduksi diperkirakan
sekitar 2,3 juta pertahun 1,2 juta diantaranya ditemukan dinegara
berkembang, sedangkan jumlah penderita baru sekitar 5 juta pertahun dan
terdapat di negara berkembang sekitar 3 juta (Berman, 2009 : 327).
Kesehatan reproduksi merupakan bagian paling penting dari program
kesehatan, mengingat pengaruhnya terhadap setiap orang dan mencakup
banyak aspek kehidupan, sejak dalam kandungan sampai usia lanjut.
1
Di Indonesia pelayanan kesehatan reproduksi mencakup 4 komponen
esensial yang mampu memberikan hasil yang efektif dan efisien. Adapun 4
komponen antara lain Pelayanan Kesehatan Reproduksi Esensial (PKRE)
yaitu Kesehatan Ibu dan Bayi Baru Lahir,Keluarga Berencana, Kesehatan
Reproduksi Remaja (KRR) dan pencegahan atau penanggulangan penyakit
menular seksual (PMS) temasuk HIV/AIDS. (Bobak, 2004 : 827) Beberapa
penyakit ginekologi dan gangguan kesehatan reproduksi perempuan
merupakan suatu masalah serius dalam masyarakat seperti kemandulan,
keputihan, dan kanker rahim. Di negara maju insiden terjadinya infeksi
87 per 100.000 angka kematiannya kira – kira 27 per 100.000 (Andira,
2010:75). Data terbaru berdasarkan penelitian pada 13 laboratorium
patologi anatomi di Indonesia menempatkan kanker serviks diurutan
pertama dengan perevaluasi 18,62 % disusul kanker payudara 11,22 % dan
kanker kulit menurunkan resiko kehamilan dan pengguguran yang tidak
aman, menurunkan penularan IMS/HIV–AIDS, memberikan informasi
kontrasepsi dan konseling untuk mengambil keputusan sendiri tentang
kesehatan reproduksi. (Soetjiningsih, ).
Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak – kanak ke
masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan
dunia) adalah 12 sampai 24 tahun. Namun jika pada usia remaja seseorang
sudah menikah, maka ia tergolong dalam dewasa atau bukan lagi remaja.
Sebaliknya, jika usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung
pada orang tua (tidak mandiri), maka dimasukan ke dalam kelompok remaja.
Remaja adalah masa transisi antara masa kanak – kanak dan dewasa,
dimana terjadi perubahan-perubahan psikologik serta kognitif. Untuk
tercapainya tumbuh kembang yang biologik seorang remaja merupakan hasil
interaksi antara faktor genetik dan lingkungan Biofisikopsikososial.
Proses yang unik dan hasil akhir yang berbeda - beda. (Soetjiningsih, ).
Selama perkembangan menuju dewasa, tubuh berkembang secara terus
menerus. Keseluruhan frekuensi perubahan terjadi dengan cepat sebelum
lahir, selama masa bayi, dan saat pubertas. (Cristiana, 2004). Menurut
WHO (1995) sekitar seperlima dari penduduk dunia adalah remaja berusia
10 – 19 tahun. Sekitar 900 juta berada di Negara sedang berkembang. Data
demografi di Amerika Serikat (1990) menunjukan jumlah remaja berumur 10
– 19 tahun. Sekitar 15 % populasi di Asia Pasifik dimana penduduk
merupakan 60 % dari penduduk dunia, seperlimanya adalah remaja umur 10 –
19 tahun. Menurut Dinkes Jabar tahun 2008 kelompok remaja putri umur 10
– 19 tahun adalah 4. 037. 410 jiwa (Dinkes, 2008)
Setelah melakukan survey pada tanggal 05 juli 2010, Di dapat dengan
jumlah seluruh siswa ................. yaitu 424 diantaranya siswa
remaja putra 217 dan jumlah remaja putri 207 yang terdiri dari 7 kelas.
Menurut survey yang dilakukan dengan mewawancarai 20 siswi
..................... hanya 2 yang mengetahui tentang personal hygiene
alat reproduksi dan sisanya (18) siswa sama sekali tidak mengetahui
tentang personal hygiene alat reproduksi yang berarti di SMP Negeri 1
Cidadap masih kurangnya pengetahuan siswi tentang personal hygiene alat
reproduksi.
Berdasarkan
dari latar belakang masalah diatas, maka penulis tertarik untuk
meneliti “ Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Tentang Personal Hygiene
Alat Reproduksi di S................
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini
adalah : “Bagaimana pengetahuan mengenai personal hygiene alat
reproduksi pada remaja putri ...............”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri tentang personal hygiene alat reproduksi di .........
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui apakah remaja putri di .............. tahu tentang definisi personal hygiene.
b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di ..................... tentang manfaat personal hygiene alat reproduksi tahun 2010.
c.
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri di
....................... tentang tujuan personal hygiene alat reproduksi
tahun 2010.
d. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang organ reproduksi wanita.
e. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang perawatan kebersihan vagina.
f. Untuk mengetahui dampak tidak melakukan personal personal hygiene yang baik pada remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar