KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayahNya
kami dapat menyelesaikan penyusunan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga Tn
” S ” terhadap Ny. ” S ” dengan masalah kurangnya pemahaman tentang ASI
Eksklusif di Dusun Kedung Betik Desa Kedung Betik Kecamatan Kesamben Jombang.
Pada
ksempatan ini denan segala kerendahan hati kami mengucapkan terima kasih kepada
:
1. Dr. Nanik selaku kepala puskesmas Kesamben
2. Bpk. Nasrul selaku kepala Desa Kedung
Betik
3. Ibu Wiwik Dyah selaku bidan pembimbing
polindes dusun Kedung Betik
4. Dra. Soeliyah Hadi. M kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Husada
5. Ibu Sutjuirah, Dip. Mw, Spd selaku
pembimbing Akademi Kebidanan Husada Jombang
6. Semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini yang tidak dapat kami sebutkan satu – satu
Dengan segala kerendahan hati kami
menyadari bahwa penyusunan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami mengharap saran dan kritik yang kontruktif demi kesempurnaan laporan ini.
Semoga penyusunan laporan ini dapat
bermanfaat dan menambah pengetahuan bagi semua, khususnya Mahasiswa Akademi
Kebidanan Husada Jombang.
Jombang, Maret 2006
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sudah menjadi pandapat umum bahwa kondisi gizi yang optimal dari anak –
anak sekarang, terutama pada bayi adalah sesuatu hal yang mutlak demi kesehatan
dan pertumbuhan yang baik pada masa mendatang. Disamping itu diakui pula bahwa
untuk bayi, air susu ibu (ASI) adalah satu – satunya sumber zat makanan alamiah
yang perlu dilindungi serta si promosikan di seluruh negara (Resolusi WHA 34,
22)
Pengalaman telah menunjukkan bahwa terbentuknya cara pemberian makanan bagi
yang tepat serta lestarinya pemakaian ASI sangat tergantung kepada informasi
yang diterima oleh ibu – ibu (WHO, 1979; Baer 1981)
Khusus mengenai kekurangan kalori dan protein pada bayi di pedesaan,
disamping penakaran susu yang kurang tepat juga sering disebabkan karena
penyapihan yang terlalu dini. Pada masyarakat yang buta gizi dimana air susu ibu
diganti dengan air tajin/pisang. Kekurangan kalori dan protein pada bayi ini
sangat berbahaya karena jumlah sel otak dan juga luas permukaan otak yang
sebenarnya masih dalam taraf terganggu/terhenti sehingga menyebabkan penurunan
kapsitas mental, intelektual dan juga fisik dimasa mendatang.
Dari Hasil Survey di dusun Kedung Betik banyak ditemukan Masyarakat yang
mmepunyai bayi 0-6 bulan yang tidak memberikan Asi sejak lahir. Selian masalah
kurangnya pengetahuan tentang asi eksklusif masalah yang lain adalah mengenai
kesehatan lingkungan dan ekonomi penduduk yang rendah, pendidikan yang rendah,
karena mengacu pada 9 SKA maka kami mengambil/mengangkat masalah kurangnya
pengetahuan tentang Asi eksklusif yang ada di dusun Kedung Betik, Desa Kedung
Betik. Maka dari itu praktek lapangan (PKL) merupakan bentuk pembelajaran
klinik dengan menerapkan materi yang telah didapat dibangku kuliah terutama
mata kuliah kebidanan kemunitas pada keluarga, dimana mahasiswa mendapatkan
pengalaman nyata tentang peran dan fungsi bidan di masyarakat dan memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja dengan individu, keluarga dan
kelompok di tatanan pelayanan kebidanan serta dapat mengembangkan Asuhan
Kebidanan Komunitas pada keluarga dengan menggunakan manajemen kebidanan dan
pengorganisasisan masyarakat.
1.2.
Tujuan
1.2.1. Tujuan umum
Mendapatkan pengalaman nyata dalam peran fungsi dan tugas bidan serta dapat
mengembangkan sikap etis, nasionalisme dan profesionalisme dalam melaksanakan
praktek kebidanan
1.2.2. Tujuan khusus
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasikan masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menanggulangi masalah – masalah kesehatan dasar dalam keluarga
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para
anggotanya
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memberikan asuhan kebidanan terhadap anggota keluarganya yang sakit dan dalam
mengatasi masalah produktivitas anggota keluarganya
Meningkatkan produktivitas keluarga dan
meningkatkan mutu hidupnya
1.3.
Manfaat Penulisan
1.3.1. Bagi penulis
Sebagai
pengalaman langsung dan bahan evaluasi dalam pelaksanaan asuhan kebidanan
komunitas di dalam praktek kerja lapangan yang telah di dapat diperkuliahkan
1.3.2. Bagi institusi
Dapat
digunakan sebagai bahan asuhan dan tambahan kepustakaan dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan
1.3.3. Bagi klien
Menambah
pengetahuan tentang pentingnya pemberian Asi Eksklusif dan usia 0-6 bulan dan
masalah kesehatan pada keluarganya
1.3.4. Bagi lahan praktek/masyarakat
Sebagai bahan
masukan bagi masyarakat untuk mengetahui masalah kesehatan yang ada pada
masyarakat
1.4.
Metode Penulisan
Asuhan Kebidanan komunitas ini disusun setelah penulis melakukan penulisan
secara deskriptif dalam bentuk studi kasus yang dibuat berdasarkan keadaan dan
dalam situasi yang nyata. Dan tertuju pada pemecahan masalah dengan menggunakan
metode :
1.4.1. Studi kepustakaan
Mengumpulkan
data melalui bahan ilmiah dengan cara membaca yang terkait dengan pemberian Asi
Eksklusif dan kesehatan Masyarakat
1.4.2. Wawancara dan observasi
Mengumpulkan
data melalui tanya jawab secara langsung pada pasien, keluarga maupun tim
kesehatan yang terkait
1.4.3. Pemeriksaan fisik
Data yang
diperoleh melalui pemeriksaan fisik dengan cara inspeksi, palpasi, auskultasi
dan perfusi untuk mendapatkan data obyektif
1.4.4. Dokumentasi
Suatu cara
untuk memperoleh data dengan melihat catatan medik keluarga dan lain – lain
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kebidanan Komunitas
1. Pengertian
Adalah
seorang bidan yang bekerja melayani keluarga dan masyarakat di wilayah
tertentu. (Dr. JH. Syahlan, skm)
Adalah para
praktisi bidan oleh wanita selama masa kehamilan, persalinan, yaitu dibutuhkan
oleh wanita selama masa kehamilan, perslianan, nifas dan bayi baru lahir secara
komprehensif. (United Kingdom Central Council For
Nursing, Midwifery and Health)
Adalah seorang yang telah mengikuti
pendidikan kebidanan yang telah diakui pemerintah setempat yang telah
menyelesaikan pendidikan dan lulus serta terdaftar/ mendapat ijin melakukan
praktek kebidanan yang melayani keluarga atau masyarakat di wilayah tertinggal
(WHO)
2. Sasaran pelayanan kebidanan komunitas
Sasaran
pelayanan kebidanan komunitas adalah komuniti didalam komuniti terdapat
kumpulan individu yang membantu keluarga atau kelompok dalam suatu mayarakat.
Sasaran
utama pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan anak dalam keluarga
Ibu :
Calon ibu/masa pranikah, ibu hamil, ibu
bersalin, ibu nifas, ibu meneteki, ibu masa interval, menopause
Anak :
Bayi, balita, masa sekolah
Keluarga berencana : Nucler familly (suami,
istri, anak), extended familly (keluarga besar, kakek, nenek dll)
Masyarakat :
masyarakat desa kelurahan dalam batas
wewenang kerja
3. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas
yang dilakukan oleh bidan
Kegiatan
pelayanan kebidanan komunitas yang dilakukan oleh Bidan meliputi :
a. Penyuluhan kesehatan
b. Pemeliharaan kesehatan ibu dan balita
c. Konsep keluarga berencana
d. Imunisasi gizi Keluarga Berencana
e. Memberikan pelayanan kesehatan ibu di
rumah
f. Membina dan membimbing kader dan dukun
bayi
g. Menggerakkan dan membina peran serta masyarakat
dalam bidang kesehatan
h. Membina kerjasama lintas program dan
lintas sektoral
i.
Melakukan
rujukan medik
j.
Mendeteksi
secara dini adanya efek samping dan komplikasi pemakai kontrasepsi
2.2.Konsep Keluarga
- Pengertian
Adalah
suatu kelompok manusia yang hidup bersama sebagai suatu kesatuan atau unit
masyarakat yang terkecil dan sebagainay. Tetapi tidak selalu ada hubungan
darah, ikatan perkawinan dan ikatan – ikatan lain. Mereka hidup bersama dalam
satu rumah (tempat tinggal), biasanya di bawah asuhan seorang kepala rumah
tangga dan makan dari satu periuk. (Dep. Kes. RI. 1993)
Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah
tangga, berinetraksi satu sama lain di dalam peranannya masing – masing dalam
keadaan saling ketergantungan. (Dep. Kes. RI. 1998)
Keluarga
adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup di dalam peranannya
masing – masing danmenciptakan serta merpertahankan seuatu kebudayaan
(Salvicion G. Balion dan Maklaya 1989)
Dari ketiga
batasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga itu adalah :
a. Unit terkecil masyarakat
b. Terdiri dari dua orang atau lebih
c. Adanya ikatan perkawinan dan pertalian
darah
d. Hidup dalam satu rumah tangga
e. Di bawah asuhan seorang kepala rumah
tangga
f. Berinteraksi satu sama lain
g. Setiap anggota keluarga menjalankan
perannya masing – masing
h. Menciptakan dan mempertahankan suatu
kebudayaan
- Struktur
keluarga
Struktur keluarga dan bermacam
– macam diantaranya adalah :
a. Patrilineal : adalah
keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa
generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ayah
b. Matrilineal : adalah keluarga
sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana
hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal : adalah
sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah istri
d. Patrilokal : adalah
sepasang suami istri yang tinggal bersama sedarah ayah
e. Keluarga kawasan : adalah hubungan suami
istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang
menjadi bagian keluarga adanya hubungan dengan suatu atau istri
Ciri – ciri struktur keluarga
– Anderson Carter
a. Terorganisasi : saling berhubungan, saling
ketergantungan antara anggota keluarga
b. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki
kebebasan tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjelaskan fungsi
dan tugasnya masing – masing
c. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap
anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing – masing
- Tipe/bentuk
keluarga
a.
Keluarga
Inti (Nuclear Family) : keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak – anak
b.
Keluarga
Besar (Extended Family) : keluarga inti ditambah dengan sanak saudara, misalnya
nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
c.
Keluarga
Berantai (Serial Family) : keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah labih dari satu kali dan merupakan satu kaluarga inti
d.
Keluarga
Duda/Janda (Single Family) : keluarga yang terjadi karena perceraian atau
kematian
e.
Keluarga
berkomposisi (Composite) : keluarga yang perkawinannya berpoligami dan hidup
secara bersama
f.
Keluarga
Kabitas (Kahabitation) : dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga
- Peranan
keluarga
Peranan keluarga menggambarkan
seperangkat perilaku interpersonal, sifat kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi 1 situasi tertentu. Peranan individu dalam keluarga di
dasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat.
a. Peranan Ayah
Sebagai suami, ayah, pencari
kerja, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman sebagai kepala keluarga
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai masyarakat dari
lingkungannya
b. Peranan ibu
Sebagai istri dan ibu dari
anak – anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh pendidik anak –
anaknya, pelindung serta berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarga sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai
anggota masyarakat dari lingkungannya
c. Peranan anak
Anak – anak melaksanakan
peranan psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan baik fisik, mental,
sosial dan spiritual.
- Fungsi
keluarga
Ada beberapa fungsi yang dapat
dijalankan oleh keluarganya
a. Fungsi biologis
1. Untuk meneruskan keturunan
2. Memelihara dan memebsarkan anak
3. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga
4. Memelihara dan merawat anggota keluarga
b. Fungsi psikologis
1. Memberikan kasih sayang dan rasa aman
2. Memberikan perhatian diantara anggota
keluarga
3. Membina pendewasaan kepribadian anggota
keluarga
4. Memberikan identitas keluarga
c. Fungsi sosial
1. Membina sosialisasi pada anak
2. Membentuk norma – norma tingkah laku
sesuai dengan keluarga perkembangan anak
3. Meneruskan nilai – nilai budaya keluarga
4. Menruskan nilai – nilai budaya keluarga
d. Fungsi ekonomi
1. Mencari sumber – sumber penghasilan untuk
memenuhi kebutuhan keluarga
2. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga
untuk memenuhi kebutuhan keluarga
3. Menabung untuk memenuhi kebutuhan –
kebutuhan keluarga dimana yang akan datang misalnya pendidikan angka – angka,
jaminan hari tua dan sebaginya.
e. Fungsi pendidikan
1. Menyekolahkan anak untuk memberikan
pengetahuan ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan
minat yang dimilikinyad
2. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa
yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa
3. Mendidik anak sesuai dengan tingkat –
tingkat perkembangannya
2.3. Konsep Dasar ASI Eksklusif
- Pengertian
ASI adalah suatu emulasi lemak
dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh
kedua belah kelenjar payudara ibu sebagai makanan utama bagi bayi
ASI ekslusif adalah pemberian
air susu ibu kepada bayi usia 0 – 6 bulan tanpa makanan pendamping ASI
- Komposisi
air susu ibu
a. Proatein
Protein dari susu (curd) disebut
kasein kadar protein yaitu laktal bumil dan laktal globulin lebih besar pada
air susu ibu dibanding air susu sapi
b. Lemak
Air susu ibu mengandung lemak
jenuh dan lemak tidak jenuh yang sama kadarnya, yang dapat diabsorbsi oleh bayi
secara lebih mudah daripada butir-butir lemak yang terdapat pada susu sapi.
Kadar kolesterol alebih tinggi dari pada susu sapi
c. Karbohidrat
Mengandung faktor bifidus, dan
faktor ini tidak terdapat di dalam air susu sapi. Faktor-faktor pelindung ini
semua ada di dalam air susu ibu yang matur dan di dalam kolostrum. Kadar faktor
ini berubah selama masa laktasi bayi mulai membentuk sistem imunilogisnya
sendiri. Perlu diulangi disini bahwa :
a. Pemberian kolostrum secara awal dan
pemberian air susu ibu yang terus menerus, paling tidak selama 4 bulan,
merupakan perlindungan terbaik yang dapat diberikan kepada bayi terhadap
penyakit
b. Bahkan hanya dengan sekali minum air susu
sapi dapat menyebabkan kerusakan faktor pelindung alami
d. Garam mineral
Natrium à dalam kadar yang ideal untuk bayi manusia
Kalsium, fosfor, magnesium à kadarnya dalam air susu ibu lebih cocok untuk
bayi dibandingkan kadarnya yang lebih tinggi pada air susu sapi
e. Zat besi
Kadar zat besi yang rendah
tidak mengurangi sifat anti infeksi dan laktofenin
f. Vitamin
Kadar vitamin Asphixia, B, C,
D dan E lebih tinggi dibandingkan kadarnya dalam air susu sapi, tetapi terdapat
lebih sedikit vitamin K dalam air
g. Faktor pelindung
Terdapat di dalam air susu ibu
maupun di dalam kolostrum
1.
Imunoglobin
protektif
2.
Laktofenin
3.
Lisosom
4.
Faktor
antitripsin
5.
Faktor
bifidus
- Keuntungan
ASI bagi bayi
a. ASI merupakan makanan terbaik bagi bayi,
karena :
-
Mudah
dicarna dan diserap
-
Selalu
bersih dan segar
-
Aman
b. Menyempurnakan pertumbuhan bayi menjadi
lebih sehat
c. ASI mengandung zat kekebalan, melindungi
bayi dari berbagai penyakit infeksi
d. ASI selalu tersedia dalam suhu yang tepat
sesuai dengan kebutuhan
e. Untuk menjalani hubungan kasih sayang
antara ibu dan bayi
- Keuntungan
meneteki bagi ibu
a. Mencegah perdarahan pada masa nifas
b. Membantu segera mengembalikan alat-alat
kandungan
c. Tidak merepotkan atau tidak perlu merebus
botol dan membuat susu
d. Menghemat biaya pengeluaran karena ASI
tidak perlu dibeli
e. Praktis karena itu tidak perlu membawa
botol bila bepergian
f. Menjalin hubungan yang akrab antara ibu
dan bayi
g. Menunda masa kehamilan
- Faktor-faktor
yang mempengaruhi penggunaan ASI
Faktor-faktor yang
mempengaruhi penggunaan ASI antara lain :
1. Perubahan sosial budaya
- Ibu-ibu
bekerja atau kesibukan sosial lainnya
- Meniru
teman, tetangga atau orang terkemuka yang memberikan susu botol
2. Faktor psikologis
a. Takut kehilangan daya tarik sebagai
seorang wanita
b. Tekanan batin
3. Faktor fisik ibu
Ibu sakit, misalnya mastitis,
panas, dsb
4. Faktor kurangnya petugas kesehatan,
sehingga masyarakat kurang mendapat penerangan atau dorongan tentang manfaat
pemberian ASI
5. Meningkatkan promosi susu kaleng sebagai
pengganti ASI
6. Penerangan yang salah justru datangnya
dari petugas kesehatan sendiri yang menganjurkan pengganti ASI dengan susu
kaleng
- Hal-hal
yang perlu diperhatikan waktu meneteki
1. Susuilah bayi segera setelah melahirkan
2. Bayi harus diberi minum bila lapar dan
tidak perlu jadwal secara padat
3. Berilah ASI pada bayi sampai umur 2 tahun
4. Cuci tangan sebelum dan sudah meneteki
5. Sebelum dan sesudah meneteki puting susu
dibersihkan
6. Setelah meneteki, mulut bayi dibersihkan
7. Selama meneteki usahakan bayi selalu
menghisap
8. Hindarkan agar hidung bayi tidak tertutup
oleh payudara ibu
9. Meneteki tidak boleh tergesa-gesa agar
tidak tersedak, kemudian bayi disendawakan dengan cara menepuk punggung bayi
- Hal-hal
yang mempengaruhi produksi ASI
1. Makanan ibu
Ibu makan secara teratur dan
cukup gizi, selain itu dianjurkan minum lebih banyak, kira-kira 8 – 12 gelas
sehari, misal susu, air, kacang hijau, air buah
2. Ketenangan jiwa dan pikiran
Produksi ASI sangat
dipengaruhi oleh faktor kejiwaan, ibu selalu dalam kondisi tenang. Apabila ibu
dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan ketegangan emosional
akan menurunkan produksi ASI
3. Frekuensi menyusui
4. Istirahat yang cukup
5. Perawatan payudara yang teratur
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1.
Data Umum
3.1.1. Identifikasi Keluarga
Kecamatan : Kesamben Kepala
keluarga : Tn ”S”
Kelurahan : Kedung Betik Nama : Tn ”S”/ Ny ”S”
RT/RW
: 8/2 Umur : 25 thn/7 thn
Alamat : Dsn. Kedung Betik Pendidikan : SMA/SMP
Desa
Kedung Betik Agama : Islam/Islam
Pekerjaan : Buruh
tani/Ibu RT
Penghasilan : Tidak
pasti
No
|
Jumlah
Anggota Keluarga
|
||||||
Nama
|
JK
|
Umur
|
Hub
KK
|
Pekerjaan/
Sekolah
|
Keadaan
kesehatan pada waktu kunjungan pertama/ imunisasi
|
No.KIA/
KB
|
|
1
2
3
4
5
6
|
Safi’i
Aminah
Soliha
Soimah
Sokip
Hendrik
|
L
P
P
P
L
L
|
52 th
40 th
13 th
17 th
25 th
2 bln
|
Suami
Istri
Anak
Istri
Suami/ menantu
Anak/cucu
|
Tidak sekolah
Tidak sekolah
SMP
SMP
SMA
-
|
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
Baik
|
|
Tipe keluarga ini adalah
keluarga inti, yang paling dominan dalam pengambilan keputusan adalah ayah
sebagai kepala keluarga. Hubungan dalam keluarga cukup harmonis
3.1.2. Denah rumah
Ketarangan :
1. Ruang tamu 4. Dapur
2. Kamar 5.
Ruang Keluarga
3. Kamar 6.
Kamar mandi
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Ibu umur 17 th bermasalah dengan
kurangnya pemaha man tentang ASI ekslusif
: Garis
keturuna
: Garis perkawina
3.1.3. Situasi lingkungan
- Rumah
Luas : 12 m x 4 m
Jenis rumah : Tersendiri
Letak : Jauh dari vektor
Dinding : Tembok
Atap : Genteng
Lantai : Tekel semi plester
Cahaya : Terang
Ventilasi : Cukup
Jendela : Ada
Kebersihan :
Cukup bersih
Jumlah ruangan :
3
- Air
minum
Asal :
Sumur
Kualitas air :
Cukup baik
Konsumsi air : Bersih
- Pembuangan
sampah
Sampah : Dibakar di belakang rumah
- Jamban
dan kamar mandi
Jenis jamban :
Cemplung
Jarak
dengan sumber air : 6 m
Kebersihan : Cukup
Kamar mandi : Ada
- Pekarangan
dan selokan
Pengaturan : Teratur
Kebersihan : Bersih
Air limbah : Teratur
Tanaman peneduh : Ada
Peralatan pekarangan : Ada
- Kandang
ternak
Bangunan : Tidak punya
Letak : -
Kebersihan : -
3.1.4. Kegiatan keluarga sehari-hari
a. Kebiasaan tidur
Kebiasaan tidur keluarga tidak
teratur dan tergantung kepada kemauan masing-masing anggota keluarga
b. Kebiasaan makan
Makan 3 x/ hari dengan makanan
pokok beras (nasi), sayur, lauk. Untuk bayi minum ASI + pisang dan nasi tim
(lumat), keadaan fisik anggota keluarga baik
c. Penggunaan waktu senggang (luang)
·
Penggunaan
waktu luang oleh ibu digunakan untuk mengasuh bayinua ibu tidak aktif dalam
kegiatan ibu-ibu RT/RW
·
Ayah
sehari-hari bekerja sebagai buruh tani, waktu luangnya biasanya digunakan untuk
menonton TV, bercengkrama dengan tetangga
d. Situasi sosial dan budaya
Keluarga
mengatakan menjaga kebersihan diri dengan teratur dengan memanfaatkan air
sumur. Kebiasaan keluarga yang dapat menghambat kesehatan yaitu pemberian
pisang setelah bayi baru lahir
3.1.5. Keadaan kesehatan keluarga
a. Imunisasi
Bayinya dari sejak lahir sudah
mendapatkan imunisasi langsung yaitu hepatitis B
b. Keluarga Berencana
Ibu menggunakan suntik 3 bulan
c. Keadaan gizi keluarga
Pertumbuhan fisik keluarga
baik, berat badan sesuai dengan umur
d. Penyakit yang diderita keluarga
Keadaan ibu saat ini baik-baik
saja dan tidak ada keluhan begitu juga keadaan bapak sehat, tidak merokok,
keadaan nenek dan kakeknya juga baik
e. Pemanfaatan fasilitas kesehatan
Bila ada anggota keluarga yang
sakit dibawa ke Puskesmas yang dekat dengan tempat tinggal. Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan
baik kelahiran maupun atau proses persalinan
3.2. Data Khusus
3.2.1. Biodata
Nama : Ny ”S”
Umur : 17 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
3.2.2. Keluhan Utama
Ibu
mengatakan memberikan pisang + nasi sebagai pendamping ASI
3.2.3. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu
mengatakan sejak lahir anaknya langsung diberi ASI dan pisang kepok, sebagai
pendamping ASI karena anaknya sering menangis
3.2.4. Riwayat Kesehatan Yang Lalu
Ibu
mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular dan menahun
3.2.5. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu
mengatakan anggota keluarganya tidak ada yang menderita penyakit menular dan
menahun
3.2.6. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan : + 3 x/hari, menu nasi, lauk, sayur
Minum : + 6-7 gelas /hr, air putih, teh
b. Pola Istirahat
|
Malam :
c. Pola Eleminasi
BAK : + 3-4 x/hari warna kuning, jernih, bau
khas.
BAB : + 1x/hari warna kuning, konsistensi
lunak, bau khas.
d. Pola Personal Hygene
Mandi +
2 x/hari, gosok gigi 2 x/hr, ganti pakaian dalam + 2 x/hr
3.2.7. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Postur tubuh : Normal, tidak ada kelainan
TB : 154 cm
BB : 48 kg
Lila : + 23,5 cm
Takanan Darah : 110/70 mmHg Suhu : 36,7 oC
Nadi : 80 x/menit RR : 20
x/menit
a. Inspeksi
Kepala : Rambut hitam panjang, tidak rontok, tidak ada
ketombe, bersih
Muka : Tidak pucat, tidak oedem.
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera tidak
icterus, tidak oedem
Hidung : Bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip.
Mulut/gigi : Simetris, bersih, tidak stomatitis, tidak ada
caries
Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiriod dan tidak
ada pembendungan vena jugularis
Dada/Payudara : Simetris, tidak ada retraksi interoostae,
payudara membesar, hyperpigmentasi pada areola, dan puting susu bersih
Abdomen : Terdapat linea nigra, striealbican, tidak ada
luka bekas operasi
Punggung : Tidak ada kelainan
Genetalia : Bersih, tidak oedem, tidak ada condiloma
akuminata
Anus : Tidak ada hemoroid
Exs. Atas & bawah : Simetris, tidak oedem -/-,
tidak ada gangguan pergerakan
b. Palpasi
Leher : Tidak ada perbesaran kelenjar tiroid dan tidak
ada pembendungan vena jugularis
Ketiak : Tidak ada benjolan
Payudara : Colostrum +/+, tidak ada benjolan abnormal
Abdomen : Tidak ada pembesaran hati, turgor kulit baik
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada ronchi dan wheezing
d. Perkusi
Abdomen : Tidak kembung
3.2.8. Analisis Data
Masalah kesehatan yang dialami oleh keluarga Tn ”S” disebabakan oleh faktor
ketidaktahuan/ketidak pahaman, hal ini terjadi karena rendahnya tingkat
pendidikan keluarga dan didukung dengan usia ibu yang terlalu muda, disamping
itu ditunjang oleh faktor lingkungan, sosial, budaya, masyarakat dan keluarga,
tetapi meskipun begitu ibu sudah menyadari bahwa tenaga kesehatan yaitu bidan
berperan penting dalam mencapai kesehatan keluarga. Hal ini dapat dilihat pada
ibu sudah/telah melahirkan dan ditolong oleh bidan dan anaknya juga mendapatkan
imunisasi dari bidan. Namun sanitasi lingkungan keluarga kurang memenuhi syarat
kesehatan, hal ini merupakan ancaman kesehatan, terhadap keluarga. Demikian
pula pandangan ibu tentang ASI ekslusif pada bayi akan dapat mempengaruhi
kesehatan bayi
Tingkat pendidikan yang rendah dan adat kebiasaan yang melekat merupakan
hambatan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga kesehatan dalam membina
perawatan kesehatan pada keluarga Tn ”S”. Oleh karena itu intervensi yang
pertama yang harus dilakukan oleh tenaga kesehatan adalah melakukan penyuluhan
kesehatan pada keluarga untuk mengubah perilaku keluarga yang dilakukan secara
berhadap dalam membangkitkan motivasi ibu dalam memberikan ASI secara ekslusif.
Serta penyuluhan tentang pentingnya gizi pada kelhidupan keluarga sehingga
membawa hasil yang nyata dan dirasakan manfaatnya oleh keluarga sendiri
sehingga timbul kemandirian keluarga dalam memelihara keluarga.
3.2.9. Perumusan Masalah
Dari data-data diatas dan hasil analisa yang sederhana, maka permasalahan
yang timbul dalam keluarga Tn ”S” yang disebabkan faktor ketidaktahuan dan
ketidakmampuan keluarga dalam menjalankan tugas keluarga dalam bidang kesehatan
sehingga timbul masalah-masalah keluarga sebagai berikut :
1. Kurangnya pemahaman tentang ASI ekslusif
2. Status ekonomi rendah
3. Kesehatan Lingkungan.
3.2.2 Prioritas Masalah
Untuk mengatasi masalah pada keluarga Tn ”S” secara keseluruhan tidak
mungkin, oleh karena itu dilakukan prioritas masalah kesehatan, dimana masalah
kesehatan dan kebidanan yan mengancam kesehatan keluarga itulah yang menjadi
prioritas utama.
Agar dapat melakukan prioritas keluarga secara tetap, maka dilakukan
pembobotan dengan sebagai berikut :
Ä Kurangnya pengetahuan tentang ASI ekslusif
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat Masalah ancaman kebersihan
|
2/3 x1
|
2/3
|
Ancaman kesehatan bagi bayi, bila MP-ASI terus diberikan
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah sebagian
|
½ x 2
|
2/2 = 1
|
Keluarga menyadari masalah dapat diubah karena selama
|
3.
|
Potensi masalah untuk dicegah :
cukup.
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Keluarga menyadari masalah cukup mudah diubah karena adanya penyuluhan
yang telah diberikan ibu diharapkan bisa mengerti
|
4.
|
Menonjolnya masalah.
Masalah berat harus segera ditangani
|
2/2 x 1
|
1
|
Keluarga menganggap masalah kurangnya pengetahuan tentang ASI ekslusif
merupakan masalah yang harus segera ditangani
|
Jumlah Skor
|
3 1/3
|
|
Ä Status Ekonomi Rendah
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat Masalah
Keadaan sejahtera
|
1/3 x1
|
1/3
|
Keluarga menyadari bahwa masalah status ekonomi rendah dapat mempengaruhi
kesejahteraan keluarga.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah
|
½ x 2
|
½
|
Keluarga menyadari bahwa masalah sosial ekonomi dapat sebagian di ubah
dengan peningkatan penghasilan keluarga.
|
3.
|
Potensi masalah untuk diubah CKP
|
2/3 x 1
|
2/3
|
Keluarga menyadari masalah sosial ekonomi rendah cukup bisa dicegah
dengan meningkatkan penghasilan.
|
4.
|
Penonjolan masalah ada masalah tapi tidak perlu ditangani
|
½ x 1
|
½
|
Keluarga menganggap masalah sosial ekonomi tidak harus segera ditangani.
|
Jumlah Skor
|
2 ½
|
|
Ä Kesehatan Lingkungan
No
|
Kriteria
|
Perhitungan
|
Skor
|
Pembenaran
|
1.
|
Sifat Masalah Ancaman kesh
|
2/3 x1
|
2/3
|
Kesehatan lingkungan dapat mengancam kesehatan.
|
2.
|
Kemungkinan masalah dapat di ubah
|
0/2 x 2
|
0
|
Keluarga tinggal dalam lingkungan yang kumuh
|
3.
|
Potensi masalah untuk dicegah
|
1/3 x 1
|
1/3
|
Keluarga sulit untuk mengubah keadaan (tempat
tinggal tetap).
|
4.
|
Penonjolan masalah.
Ada masalah tapi tidak perlu ditangani
|
½ x 1
|
½
|
Keluarga sadar masalah keshling tidak dapat
ditangani segera.
|
Jumlah Skor
|
1 5/6
|
|
Berdasarkan hasil pembobotan
masalah diatas, maka urutan prioritas masalah kesehatan dan keperawatan pada
keluarga Tn. ”S” dapat disusun
sebagai berikut :
Prioritas
1 : Kurangnya
pemahaman tentang ASI ekslusif
Prioritas
2 : Sosial
Ekonomi rendah.
Prioritas
3 : Kesehatan
Lingkungan.
3.2.10. Rencana Tindakan dan Evaluasi Perawatan
Keluarga
Data : Ibu mengatakan sejak lahir anaknya sudah
diberi pisang untuk pendamping ASI
Masalah : Kurang mengerti dan memahami tentang
pemberian ASI ekslusif
Tujuan : Setelah dilakukan penyuluhan tentang
pemberian ASI ekslusif keluarga mengerti tentang arti pentingnya pemberian ASI
ekslusif
1. Ibu mengerti tentang keuntungan ASI bagi
bayi
2. Keluarga mengerti tentang keuntungan
meneteki bagi ibu
3. Keluarga mengerti tentang hal-hal yang
perlu diperhatikan waktu meneteki
4. Keluarga mengerti
pola pemberian makanan anak 0-24
bulan
5. Keluarga dapat mengetahui tentang makanan
bagi ibu menyusui
Rencana :
Memberikan
penyuluhan tentang :
-
ASI
dan manfaatnya
-
Pola
makanan bayi dan ibu menyusui
-
Hal-hal
yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Tindakan :
Tanggal : 16 Maret 2006 Jam :
10.00 WIB
Memberikan penyuluhan tentang
-
ASI
dan manfaatnya
-
Pola
makanan bayi dan ibu menyusui
-
Hal-hal
yang perlu diperhatikan waktu meneteki
Evaluasi
S : Keluarga mengatakan memahami apa yang
dijelaskan oleh petugas kesehatan
O : Keluarga kooperatif terhadap penjelasan yang
diberikan oleh petugas kesehatan dan ingin membahas dulu dengan keluarga
A : Rencana belum berhasil
P : Mengadakan kunjungan rumah 1 minggu lagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar