BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit saluran pernafasan
merupakan salah satu penyebab kesakitan dan kematian yang paling penting pada
anak terutama pada bayi. Hal ini terjadi karena saluran nafasnya masih sempit
dan daya tahan tubuhnya masih rendah. Gangguan pernafasan pada bayi dan anak
dapat disebabkan oleh berbagai kelainan organik trauma, alergi, infeksi dan
lain-lain.
Bronchiolitis akut ialah suatu
sindrom obstruksi bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak kurang dari 2
tahun, paling sering pada usia 6 bulan. Bronchiolitis disebabkan oleh respiratory
syncycial virus (RSV) 50 – 90 %. Biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas
bagian atas disertai batuk pilek beberapa hari tanpa demam (subfebris). Sesak
nafas, makin lama makin hebat, nafas cepat dan dangkal, gelisah, adanya
pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan mulut serta mengi.
Untuk mengatasi hal ini bisa
dilakukan inhalasi secara sederhana dengan menggunakan ceret yang corongnya
ditambah dengan dukungan koran, kira-kira 50 cm dan jarak uap dengan muka anak ± 30 cm. Jika keadaan tidak membaik, sebaiknya anak segera dibawa ke
RS untuk mendapatkan Pengobatan seperti antibiotik, nebulazer, suction, O2
dan cairan intravena.
Pada kehidupan sehari-hari di
masyarakat, sering kita jumpai anak kecil yang menderita batuk pilek sampai
berhari-hari, namun orang tua mereka tidak melakukan tindakan apapun, selain
mengeluarkan secret yang keluar dari hidung. Untuk itu penulis mengambil
masalah bronchiolitis sebagai laporan praktek klinik dengan tujuan memberikan
gambaran umum mengenai penyakit bronchiolitis, penyebab, gejala dan
penatalaksanaannya.
1.2. Tujuan
1.2.1.
Tujuan Umum
Diharapkan penulis mampu melaksanakan
pola pikir ilmiah dalam menerapkan management Varney pada Anak dengan
bronchiolitis.
1.2.2.
Tujuan Khusus
Setelah
dilakukan Asuhan Kebidanan pada An. “P” umur 3 bulan dengan Bronchiolitis diharapkan mahasiswa mampu :
1.
Melakukan pengkajian atau
pengumpulan data
2.
Mengidentifikasi diagnosa dan
masalah
3. Menentukan antisipasi
masalah potensial yang terjadi
4.
Mengidentifikasi kebutuhan
segera
5.
Mengembangkan rencana asuhan
6. Melaksanakan rencana asuhan yang telah
disusun
7.
Mengadakan evaluasi
1.3.
Metode Pengumpulan Data
1.3.1. Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya
jawab langsung pada klien dan keluarga
1.3.2. Observasi
Pengamatan langsung terhadap
perubahan yang terjadi pada px
1.3.3. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yang
meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
1.3.4. Studi kepustakaan
Dengan mempelajari buku-buku
dan masalah-masalah yang ada hubungannya dengan diare
1.3.5. Dokumentasi
Suatu cara untuk memperoleh
data dengan melihat data yang sudah ada dalam status pasien
1.4. Manfaat
1.4.1.
Bagi penulis
Dapat
menambah pengetahuan tentang asuhan kebidanan pada kasus diare
1.4.2.
Bagi pendidikan
Sebagai bahan
kepustakaan tentang asuhan kebidanan pada kasus diare.
1.4.3.
Bagi pasien
Dapat
memberikan informasi tentang penyakit diare
1.4.4.
Bagi lahan praktek
Sebagai masukan
dalam menerapkan manajemen kebidanan
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Bronchiolitis
2.1.1.
Pengertian
-
Bronchiolitis adalah penyakit
obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus) terjadi
pada anak usia kurang dari 2 tahun dengan
insiden tertinggi sekitar usia 6 bulan (Arif Mansjoer dkk, 2000 : 468)
-
Bronchiolitis akut adalah suatu
sindrom obstruksi bronkiolus yang sering diderita bayi atau anak berumur kurang
dari 2 tahun, paling sering pada usia 6 bulan, disebabkan oleh Respiratory
Syncyial virus (RSV) 50 % (Ngastiyah. 1997 : 45)
-
Bronchiolitis adalah suatu
peradangan pada bronkiolus yang disebabkan oleh virus (Suradi dkk, 2001 : 31)
2.1.2.
Etiologi
Sebagian
besar disebabkan sincycial virus sekitar 50 – 90 %. Selain
itu para influenza, mikoplasma, adenovirus sangat jarang infeksi primer
bakteri.
2.1.3.
Manifestasi Klinis
Biasanya didahului infeksi saluran
nafas atas dengan batuk pilek, tanpa demam atau halnya subfebris. Sesak nafas
makin hebat, disertai nafas cepat dan
dangkal. Terdapat dispnu dengan ekspiratory effort, retraksi otot bantu nafas,
nafas cepat dangkal disertai nafas cuping hidung, sianosis sekitar hidung dan
mulut gelisah, ekspirium memanjang atau mengi. Jika obstruksi hebat, suara
nafas nyaris tak terdengar, ronki basah halus nyaring kadang terdengar pada
akhir atau awal ekspirasi, suara perkusi hipersonor.
2.1.4.
Patofisiologi
(Arif
Mansjoer, Kapita Selekta Jilid 2, hal : 468)
2.1.5.
Pemeriksaan Penunjang
-
Foto dada AP dan lateral
Hiperinflasi
paru, diameter antero posterior membesar, terdapat bercak konsolidasi tersebar.
-
Analisis gas darah
Hiperkarbin
sebagai tanda airtrapping, asidosis metabolik atau respiratorik, gambaran darah
tepi dalam batas normal.
-
Pemeriksaan
deteksi dini/ cepat antigen RSV yang dapat dikerjakan secara bedside.
2.1.6.
Penatalaksanaan
-
O2 1 – 2
lt/mnt.
-
IVFD :
§ Neonatus = Dextrose 10 % : NaCl 0,9 % = 4 : 1 + KCl 1 – 2 mEq/kg BB/hr.
§ Bayi > 1 bln = Dextrose 10 % : NaCl 0,9 % = 3 : 1 + KCl 10 mEq/500
ml cairan. Jumlah cairan sesuai BB, kenaikan suhu dan status hidrasi.
-
Koreksi
gangguan asam basa dan elektrolit.
-
Antibiotik
sebenarnya tidak diperlukan, tetapi karena sukar dibedakan dengan pneumonia
interstisialis, antibiotik tetap diberikan
§ Untuk kasus bronchiolitis community base
- Ampisillin 100 mg/kg BB/hr dalam 4 x
pemberian
- Kloramfenikol 75 mg/kg BB/hr dalam 4 x
pemberian
§ Untuk kasus Bronchiolitis Hospital Base
-
Sefotaxim 100 mg/kg BB/hr dalam
2 x pemberian
- Amikasim 10 – 15 mg/kg BB/hr dalam 2 x pemberian
§ Steroid : Dextametason 0,5 mg/kg BB,
inisial dilanjutkan 0,5 mg/kg BB/hr dibagi 3 – 4 dosis
-
Inhalasi
dengan salin normal dan beta agonis untuk memperbaiki transport mokosillier
2.2.
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Anak
dengan Bronchiolitis
Asuhan Kebidanan
adalah aktivitas atau intervensi yang dilakukan oleh bidan kepada ibu yang
mempunyai kebutuhan atau permasalahan dalam bidang KIA atau KB.
2.2.1
Pengkajian
Merupakan langkah awal untuk mendapatkan data dengan
cara mengumpulkan data-data yang dibutuhkan untuk mengevaluasi keadaan px
melalui anamnese, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan data-data
penunjang
a.
Data Subyektif
Adalah data yang didapat dari hasil wawancara (anamnese)
langsung dari klien dan keluarga dan tim kesehatan lain.
1.
Biodata
Berisi tentang identitas klien dan orang tua yang
meliputi nama, umur, agama, pendidikan, suku, bangsa, alamat
2.
Keluhan utama
Keluhan yang dirasakan klien saat datang. Biasanya
keluhan utama pada px bronchiolitis adalah batuk, pilek, sesak
3.
Riwayat penyakit sekarang
Dijelaskan bagaimana px bisa sampai dibawa ke rumah
sakit. Batuk pilek sudah
berapa hari, sesak nafasnya sejak kapan
4.
Riwayat penyakit dahulu
Sebelumnya px pernah MRS atau
tidak, kalau ya, kapan, dengan diagnosa apa, dan sampai berapa lama
5.
Riwayat penyakit keluarga
Apakah dalam keluarga ada yang pernah menderita penyakit
yang sama/ tidak atau ada yang pernah menderita penyakit menular atau menahun
seperti Hepatitis, TB, asma, HT
6.
Riwayat neonatal
a.
Prenatal
Selama dalam kandungan ditanyakan berapa usia
gestasinya, kehamilan berapa, pernah ANC dimana, berapa kali, obat yang pernah
didapat, ibu pernah mendapat imunisasi apa saja
b.
Natal
Ditanyakan riwayat persalinan, berapa umur kehamilan,
jenis persalinan, penolong penyulit selama persalinan, keadaan bayi, BBL, PBL,
A-S, dan kelainan genetal
c.
Post natal
Ditanyakan jenis kelamin laki-laki/ perempuan, keadaan umum
bagaimana, mendapat ASI sampai kapan, reflek-refleknya bagaimana ?
7.
Riwayat imunisasi
Imunisasi apa saja yang pernah
didapat oleh anak seperti DPT I-III, polio I-II, hepatitis I-III, campak &
BCG
8.
Pola kebiasaan sehari-hari
a.
Pola nutrisi
Ditanyakan kebiasaan makan dan minum anak sebelum dan
saat sakit, berapa kali anak makan biasanya, porsinya, komposisinya, berapa
gelas minumnya, apa saja. Pada
bayi dengan bronchiolitis biasanya px dipuasakan sementara sampai tidak sesak
lagi
b.
Pola aktivitas
Apa saja kegiatan anak sebelum dan sesudah sakit,
kebanyakan saat sakit anak banyak tidur atau minta digendong
c.
Pola istirahat/ tidur
Bagaimana pola istirahat klien ada perubahan atau tidak,
ada gangguan tidur atau tidak
d.
Pola eleminasi
Bagaimana pola BAK dan BABnya
berapa kali dalam sehari, warnanya, konsistensinya, baunya
e. Pola kebersihan diri
Bagaimana kebersihan diri px
saat sakit dan sebelum sakit pada bayi penderita broncgiolitis biasanya hanya
diseka selama di RS dan diganti popok dan bajunya bila basah BAB atau BAK
b.
Data Obyektif
Data yang diperoleh melalui pemeriksaan fisik yang
terdiri dari inspeksi, palpasi perkusi dan auskultasi serta pemeriksaan yang
terdiri dari :
1.
Pemeriksaan umum
-
Keadaan umum : lemah
-
Kesadaran : composmentis
-
TB : 55,4 – 63,4 cm (umur 3
bulan)
-
BB : 4,18 – 6,74 kg (umur 3
bulan)
2.
TTV : N : 100 – 120 x/mnt
S : 36,5 – 372 oC, pada
pasien bronchiolitis biasanya 373 – 379 oC
RR : 20 – 30
x/mnt
3.
Pemeriksaan fisik
a.
Inspeksi
Kepala : bentuk kepala, warna rambut, ukuran kepala dengan tubuh proporsional
atau tidak
Muka : bagaimana
warnanya kemerahan/ kebiruan, icterus/ tidak
Mata : simetris/ tidak, ada sekret/ tidak, sklera
icterus/tidak, konjungtiva pucat/tidak
Hidung : lubang hidung simetris/tidak, ada sekret/tidak,
ada pernafasan cuping hidung/ tidak, pada penderita bronchiolitis umumnya
terdapat pernafasan cuping hidung dan terdapat sekret
Mulut dan gigi : bagaimana mukosa bibirnya, apakah ada labia
palato schisis, lidah bersih/ tidak, bibir pucat/tidak, gigi sudah tumbuh/belum
Leher : ada / tidak pembesaran kelenjar thyroid dan
bendungan vena jugularis
Dada : biasanya terdapat interaksi interkosta ada/tidak
kelainan tulang dada, puting susu simetris.
Abdomen : ada luka atau tidak, ada kelainan bawaan atau
tidk
Punggung : ada luka dekubitus atau tidak
Genetalia : jenis kelamin laki-laki/perempuanbersih/ tidak,
iritasi/tidak, pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora,
pada bayi laki-laki testis sudah turun
Anus : bersih/ tidak, iritasi/ tidak
Eks. Atas & bawah : simetris/tidak, ada oedem/tidak,
tidak cyanosis/tidak, akralnya bagaimana
b. Palpasi
Kepala : ada benjolan/ tidak, ada bekas caput/ tidak
c.
Perkusi
Dada :
hipersonor
Abdomen :
kembung/ tidak
d.
Auskultasi
Daada : biasanya terdengar ronchi
Abdomen : bising usus terdengar jelas/tidak,
meningkat/tidak
4. Pertumbuhan dan perkembangan
- Perkembangan
Pada anak usia 4 bulan
biasanya sudah bisa tengkurap, tersenyum bila diajak bicara, meraih atau
menggenggam benda-benda yang diberikan
- Reflek-reflek
·
Reflek
menggenggam
·
Rotting
reflek
·
Swallowing
reflek
·
Reflek
babynski
5. Pemeriksaan penunjang
- Foto dada AP dan internal : hiperinflasi paru,
diameter antara posterior membesar pada foto lateral, terlihat bercak
konsolidasi yang tersebar
- Analisis gas darah : hiperkarbia sebagai
tanda airtraping, asidosis metabolik, dan respiratorik
- Pemeriksaan deteksi cepat antigen RSV
secara bedside
2.2.2
Identifikasi diagnosa, masalah
dan kebutuhan
Langkah kedua merupakan pengembangan
mengenai masalah dan interpretasi data dasar ke dalam identifikasi yang
spesifik, mengenai masalah atau diagnosa. Beberapa masalah tidak dapat
diidentifikasi sebagai diagnosa akan tetapi membutuhkan suatu rencana yang
komprehensif untuk klien dari diagnosa yang telah ditetapkan dengan berfokus
pada apa yang dikemukakan oleh klien secara individu. Diagnosa adalah hasil
dari perumusan masalah yang merupakan keputusan yang ditetapkan oleh bidan
Adapun diagnosa masalah dan kebutuhan yang mungkin
timbul pada klien bronchiolitis adalah
·
Diagnosa
: An ...........umur.......dengan bronchiolitis
Ds : keluarga mengatakan anaknya batuk pilek
dan sesak
Do :
- Ku lemah
-
Suhu : 373 – 379 0C
-
Nadi : 100-120 x/mnt
-
RR : > 60 x/mnt
-
Nafas cepat dan dangkal
-
Terdapat pernafasan cuping
hidung
-
Terdapat sekret
-
Wheezing Ć
, ronchi Ć
halus
-
Terdapat retraksi intercosta
-
Perkusi hipersonor
- Foto rontgen : terdapat gambaran
konsolidasi, diameter anteroposterior bronkiolus membesar
·
Masalah
-
Dehidrasi (gangguan pemenuhan
cairan)
-
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
-
Gangguan peningkatan suhu tubuh
-
Kurangnya pengetahuan
2.2.3
Antisipasi masalah potensial
Mengidentifikasi masalah dan
diagnosa potensial lainnya berdasarkan rangkaian dan diagnosa yang ada.
Merupakan antisipasi, pencegahan bila mungkin, masalah potensial adalah masalah
yang mungkin timbul dan bila tidak segera diatasi akan mengganggu keselamatan
hidup klien. Oleh karena itu masalah potensial harus segera dipersiapkan
tindakan untuk mengantisipasi. Antisipasi masalah potensial pada pasien dengan
bronchiolitis adalah :
-
Hipoksemia
-
Atelektasis
2.2.4
Identifikasi kebutuhan segera
Merupakan
langkah yang menggambarkan sifat kesinambungan dari
proses penatalaksanaan bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan
prenatal saja tetapi juga pada saat bidan bersama klien. Data-data baru
senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi, berupa data yang memberikan indikasi
adanya situasi yang gawat dimana bidan harus segera bertindak demi keselamatan klien
Adapun kebutuhan segera yang harus dilakukan adalah :
-
O2
-
Bronchodilator
2.2.5
Mengembangkan rencana asuhan/
intervensi
Merupakan suatu pengembangan rencana
yang menyeluruh meliputi apa yang diidentifikasi oleh kondisi klien. Setiap masalah yang berkaitan, gambaran
besar tentang apa yang terjadi berikutnya, konseling dan rujukan
Diagnosa : An
...........umur.......dengan bronchiolitis
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama......
diharapkan........
Kriteria
hasil : -
Ku baik
- Suhu :
365 – 372 0C
- RR :
30-60 x/mnt
- Nadi :
80-100 x/mnt
- Nafas teratur
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Tidak terdapat sekret
-
Terdapat
retraksi intercosta
-
Tidak ada wheezing, ronchi
Intervensi :
1. Lakukan pendekatan pada keluarga dan
jelaskan kondisi pasien ke keluarga
R/ Pasien dan keluarga lebih
kooperatif dalam melakukan tindakan kebidanan
2. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi terlentang dengan gulungan
popok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperekstensi
R/ Posisi ini dapat memudahkan pernafasan dan
menurunkan episode apneik khususnya pada adanya hipoksia asidosis metabolik
atau hiperkapneu
3. Inhalasi dengan nebulazer
R/ Inhalasi efektif untuk
mengencerkan mukus mukopurulen
4. Lakukan suction
R/ Menghilangkan mukus yang menyambut jalan
nafas
5. Berikan O2 sesuai kebutuhan (O2
: 1-2 lt)
R/ Perbaikan kadar O2
dan CO2 dapat meningkatkan fungsi pernafasan
6. Kaji frekuensi dan pola pernafasan
R/ Membantu dalam membedakan
periode pernafasan normal atau apnea
7. Observasi kulit dan membran mukosa
R/ Deteksi dini adanya kekurangan O2
8. Kolaborasi dengan tim medis dalam
pemberian obat-obatan
R/ Antibiotik
dapat mengatasi infeksi pernafasan/ sepsis. Dengan kolaborasi dapat ditentukan
dosis yang sesuai dengan penyakit penderita
2.2.5.1
Masalah
a.
Gangguan pemenuhan cairan
1.
Memonitor intake dan out put
R/ Untuk mengetahui keseimbangan cairan yang
masuk dan keluar
2.
Berikan cairan per parenteral
R/ Cairan perparenteral dapat
memperbaiki keadaan umum secara cepat
3.
Berikan cairan peroral
R/ Cairan peroral penting untuk input yang
adekuat
4.
Monitor serum elektrolit
R/ Untuk mengetahui keseimbangan cairan dan
elektrolit agar mengenali lebih dini jika terjadi asidosis metabolik
5.
Kaji tanda-tanda dehidrasi
R/ Untuk mengetahui derajat dehidrasi
6.
Observasi out put urine
R/ Mengetahui keseimbangan cairan yang masuk dan
keluar
b.
Gangguan pemenuhan kebutuhan
nutrisi
1. Berikan makanan sedikit-sedikit dan
sering, berikan makanan yang dapat ditoleransi (dinginkan klien)
R/ Dengan
pemberian yang sedikit-sedikit tapi sering dapat menghindari terjadinya mual
2.
Berikan makanan yang tinggi
kalori dan protein
R/ Diit yang tepat dapat memperbaiki keseimbangan
kalori dalam tubuh
3.
Timbang berat badan sesuai
protokol
R/ Timbang
badan yang rutin dapat mengetahui kenaikan BB yang teratur
c.
Gangguan peningkatan suhu tubuh
1.
Monitor suhu tubuh tiap 2-4 jam
R/ Mengetahui kenaikan suhu tubuh, sehingga dapat
mengantisipasi terjadinya hiperpireksia
2.
Pertahankan suhu ruangan
R/ Suhu ruangan yang kondusif penting untuk
menjaga suhu tubuh klien
3.
Berikan antipiretik sesuai
kebutuhan
R/ Antipiretik efektif untuk menurunkan suhu tubuh
4. Lakukan ”tepid sponge” (seka) dengan air
biasa
R/ Seka dan kompres efektif untuk
menurunkan suhu tubuh melalui proses konduksi khususnya di daerah-daerah
pelipatan
5.
Tingkatkan intake cairan yang
adekuat
R/ Intake
cairan yang adekuat penting untuk balance cairan dan menghindari dehidrasi
d.
Kurangnya pengetahuan orang tua
1.
Ajarkan pada orang tua untuk
memberikan bantuan perawatan pada anak
R/ Perawatan pada anak penting
untuk mempercepat penyembuhan
2. Jelaskan tanda dan gejala distress
pernafasan dan infeksi
R/ Dengan pengetahuan yang jelas kx lebih
kooperatif dan tanggap sehingga dapat dilakukan tindakan secepat mungkin jika
timbul keabnormalan
3.
Jelaskan pentingnya istirahat
bagi bayi/ anak
R/ Istirahat
yang optimal dapat memperbaiki KU
(Suradi, 2001)
2.2.6
Implementasi
Implementasi yang komprehensif merupakan pengeluaran dan
perwujudan dari rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan pelaksanaan
dapat terealisasi dengan baik dan dapat dikerjakan oleh petugas, bidan sendiri,
klien, kolaborasi sesama tim medis atau kesehatan lain dan rujukan dari
profesi
2.2.7
Evaluasi
Seperangkat tindakan yang saling berhubungan untuk
mengukur pelaksanaan serta didasarkan atas tujuan dan kriteria, guna
mengevaluasi ini untuk menilai kemampuan dalam memberi asuhan kebidanan,
menilai efektivitas dari asuhan kebidanan sebagai umpan balik untuk memperbaiki
dan menyusun langkah baru dalam asuhan kebidanan, menunjang tanggung jawab dan
tanggung gugat dalam asuhan kebidanan
S : Data
yang diperoleh dari wawancara langsung
O : Data
yang diperoleh dari hasil pemeriksaan
A : Pernyataan
yang terjadi atas data subyektif dan obyektif
P : Perencanaan
yang ditentukan sesuai dengan masalah
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
Tanggal pengkajian : 7 – 6 – 2006
A. Data Subyektif
1.
Biodata
MRS : 06-04-06 No.
Reg. : 16-83-60
Nama : An. ”P” Nama
Ortu : Tn.
“S”
Umur : 3 bulan Umur : 34
tahun
Pekerjaan : - Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : - Pendidikan : S-1
Agama : Islam Agama : Islam
Alamat : Diwek Alamat : Diwek
Diagnosa : Bronchiolitis
2.
Keluhan Utama
Ibu
mengatakan anaknya batuk, panas dan sesak
3.
Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan 3 hari yang lalu anaknya
batuk pilek kemudian panas dan tiba-tiba sesak kemudian langsung dibawa ke RSD
4.
Riwayat Penyakit Dahulu
Ibu
mengatakan anaknya tidak pernah MRS sebelumnya
5.
Riwayat Penyakit Keluarga
Kakak px
pernah menderita sesak nafas sampai MRS
6.
Riwayat Neonatal
a.
Pre Natal
Saat hamil
ibu ANC di bidan 9x, mendapat suntikan TT CPW, TT I, TT II, pada TM I mengeluh
mual muntah. TM II mengeluh nyeri punggung, dan TM III mengeluh sering kencing.
Selama hamil ibu pernah mendapatkan tablet zat besi, multivitamin, dan calk.
b.
Natal
Klien lahir
pada usia kehamilan 9 bulan di Bidan, secara spontan, BBL 3200 gr, PB 50 cm. Setelah lahir bayi langsung menangis A-S :
89, bisa menyusu dengan baik, reflek menggenggam baik, reflek babinski baik,
rooting reflek baik, swallowing reflek baik.
c. Post Natal
Bayi masih
mendapatkan ASI sampai sekarang. Selain mendapat ASI anak juga mendapat susu formula, anak belum diberi
makan tambahan.
7.
Riwayat Imunisasi
Usia
|
Imunisasi
|
1 hari
2 bulan
3 bulan
|
BCG
HB Combo, polio
HB Combo, polio
|
8.
Pola Kebiasaan Sehari-hari
a.
Pola Nutrisi
Sebelum MRS : ASI 8
– 10 x sehari, susu formula 120 cc/hari
Sesudah
MRS : Px puasa sementara, cairan infus KA-EN 4 B 300
cc/24 jam
b.
Pola Aktifitas
Sebelum MRS :
Klien sudah bisa tengkurap dan mengangkat
kepala, tertawa.
Sesudah MRS :
Klien hanya berbaring tidur, sesekali mencoba tengkurap, bermain dengan ibunya
atau memegang sesuatu.
c.
Pola Istirahat Tidur
Sebelum MRS :
Klien tidur setiap pagi ± 2 – 3 jam, siang 3 – 4 jam dan malam ± 10 – 11 jam
Sesudah MRS :
klien sering tertidur, hanya terbangun sekali saat lapar/ haus
d.
Pola Eliminasi
Sebelum
MRS : BAB lembek 1-2 kali sehari warna
kuning
BAK 6-8 kali sehari warna kuning, jernih
Sesudah
MRS : BAB 1-2 kali sehari warna kuning
BAK 6-8 kali sehari warna kuning jernih
e.
Pola kebersihan diri
Sebelum MRS :
pasien dimandikan 2 kali sehari (pagi dan sore) ganti baju dan celana dalam
setiap kali basah dan kotor.
Sesudah MRS :
pasien mandi seka 2 kali sehari (pagi dan sore) ganti baju dan celana dalam
setiap kali basah dan kotor.
B.
Data Obyektif
a.
Kesadaran : composmentis
b.
Keadaan umum :
Nadi : 120 x/mnt BB : 3200 g
Suhu : 38,1 0C PB :
56 cm
RR :
60 x/mnt
c.
Pemeriksaan fisik
- Kepala : rambut tipis, hitam, penyebaran rambut merata,
kulit kepala bersih, tidak ada benjolan abnormal
- Muka : tidak pucat, tidak oedem, tidak icterus
- Mata : simetris, tidak ada sekret, konjungtiva pucat,
sklrea tidak icterus
- Hidung : ada sekret, terdapat pernafasan cuping hidung,
terpasang O2
- Mulut : mukosa bibir lembab, tidak cyanosis, tidak icterus
- Leher : tidak ada kelainan bentuk jarak kedua puting
susu simetris, terdapat retraksi intercosta
- Dada : tidak ada kelainan bentuk jarak kedua puting susu
simetris, terdapat retraksi intercosta
- Perut : bising usus (+) 8-10 x/mnt, tidak ada luka,
tidak ada pembesaran hati, limpa tidak terdapat nyeri tekan
- Intergumen : lembab, turgor
kulit baik, warna kulit pucat
- Punggung : tidak ada luka dekubitus, tidak ada benjolan
- Genetalia : jenis kelamin perempuan, bersih, tidak
iritasi, labia mayora menutupi minora
- Ekstremitas atas : simetris, tidak ada
gangguan gerak, jumlah jari lengkap, terpasang infus di tangan kanan
- Ekstremitas bawah : tidak ada pembesaran
kelenjar tyroid, pergerakan aktif, jumlah jari lengkap
d.
Palpasi
Kepala : tidak teraba molase, tidak ada benjolan
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, tidak
ada pembendungan vena jugularis
Abdomen : tidak ada pembesaran hati
e. Auskultasi
Dada : terdengar ronchi
Abdomen : bising usus Ć
f. Perkusi
Perut tidak
kembung
g.
Pertumbuhan dan perkembangan
Perkembangan
:
Klien sudah
bisa tengkurap dan mengangkat kepala, tertawa, menggerakkan kepala ke kiri dan
ke kanan
Reflek-reflek
:
- Reflek menggenggam/ graspc reflek baik,
-
Rotting reflek baik
-
Reflek swallowing baik
-
Reflek babynski baik
h. Pemeriksaan penunjang
Tanggal 06 –
04 – 2006
Ć Laboratorium :
-
Hemoglobin : 8,5 g% (N : 10 – 11,4 – 15,1)
-
Lekosit : 9900/ cmm (N : 4700 – 10,300/ cmm)
- Hemotokrit :
27,7 % (N. W : 37 – 43 %)
- Trombosit : 460.000/ cmm (N 150.000 – 350.000)
Ć Foto thoraks tgl. 7 – 4 – 2006
Diameter
anteroposterior membesar dan terlihat bercak konsolidasi yang tersebar
Ć Terapi :
-
Infus KA.EN 4,3 300 cc/ 24 jam
-
O2 1-2 liter/ menit
-
Nebulazer + Suction
- Inj. Cefo 200 mg
3.2. Identifikasi Diagnosa dan
Masalah
Diagnosa : An ”P” umur 3 bulan dengan Bronchiolitis
DS : Ibu klien mengatakan anaknya batuk pilek dan
sesak
DO : -
KU : lemah
- TTV : S : 38,1 0C N
: 120 x/mnt RR : 70 x/mnt
-
Px gelisah
-
Terpasang O2 1-2 liter/menit
-
Terdapat pernafasan cuping hidung
-
Terdapat tarikan intercosta
-
Terdengar ronchi
-
Foto torax : diameter antara posterios membesar dan terlihat bercak konsulidasi
yang tersebar
- Laboratorium : Hb : 9,1 gr%
Leokosit
: 9900/cmm
Hematokrit
: 27,7 %
Trombosit
: 460.000/cmm
3.3. Antisipasi Masalah
Potensial
-
Hipoksemi
-
Atelektaksis
3.4. Identifikasi Kebutuhan
Segera
-
Nebulazer + suction
-
O2 1-2 liter/ menit
- Kolaborasi dengan
tim medis dalam pemberian transfusi
3.5. Mengembangkan Rencana
Diagnosa : Anak ”P” umur 3 bulan dengan Cronchiolitis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan kebidanan selama 2
x 24 jam diharapkan keadaan membaik.
Kriteria Hasil : - K.U
baik
- TTV : Suhu : 36,5-37,5 oC
Nadi :
80-100 x/ menit
RR :
30-60 x/ menit
- Bunyi nafas teratur
- Tidak ada pernafasan suping tidung
- Tidak terdapat sekret
- Tidak pucat
- Tidak terdapat sekresi intercosta
-
Px tidak gelisah
Intervensi :
1. Berikan penjelasan kepada keluarga tentang
kondisi pasien
R/ Dengan penjelasan diharapkan
keluarga mengerti tentang keadaan pasien dan lebih kooperatif
2. Posisikan bayi pada posisi sedikit
hiperekstensi
R/ Posisi ini dapat memudahkan pernafasan
dan menurunkan episode apneik khususnya pada adanya hipoksia, asidosis
metabolik atau hiperkalamia
3. Inhalasi dengan nebulazer
R/ Inhalasi berguna untuk
mengencangkan mukus
4. Lakukan suction
R/ Menghilangkan mukus yang
menyumbat jalan nafas
5. Kaji frekuensi dan pola nafas
R/ Membantu dalam membedakan periode
pernafasan normal atau apnea
6. Lanjutkan pemberian O2
R/ Perbaikan kadar O2 dan
CO2 dapat meningkatkan fungsi pernafasan
7. Anjurkan keluarga untuk memuasakan anaknya
sementara
R/ Bila tidak puasa anak dikhawatirkan
tersedak saat minum karena terpasang O2
8. Observasi kulit dan membran mukosa
R/ Deteksi dini adanya kekurangan O2
9. Lanjutkan advis dokter
R/ Dengan
terapi yang tepat dapat memperbaiki keadaan px
3.6.
Implementasi
Diagnosa : Anak C umur 3 bulan
dengan Bronchiolitis
1.
Melakukan
pendekatan pada keluarga px dengan melakukan anamnese
dan menjelaskan kondisi px pada keluarga
2.
Mengatur posisi Px dengan
memberikan gulungan handuk kecil dibawah punggung Px setebal 2 cm.
3. Nebulazer dan suction 2 x/sehari dengan
ventolin taquabiet 2 : 1
4. Melanjutkan pemnberian O2
5.
Melakukan observasi TTV setiap
2 jam, sekali jika keadaan membaik observasi dilanjutkan tiap 4 jam sekali
6. Menganjurkan ibu untuk memuaskan anaknya sampai
sesak berkurang
7.
Memantau kulit dan membran
mukosa terutama telapak tangan dan kaki
8. Menjalankan advis dokter
-
Cefotaxim 2 x 175 mg
-
Meixam 3 x 100 mg
3.7. Evaluasi
Dx : By “P”
umur 3 bulan dengan bronchiolitis
S : Ibu mengatakan anaknya masih batuk dan sesak
O : - KU : lemah
- TTV : N : 120 x/mnt S
: 36,9 0C RR : 72 x/mnt
- Nafas cepat
-
Terpasang O2
-
Terdapat ronchi
- Terdapat
pernafasan cuping hidung
- Tidak ada retraksi intercosta
A : By “P” umur 3 bulan dengan bronchiolitis
P : - Intervensi
dilanjutkan
-
Memposisikan bayi sedikit hiperekstensi
- Inhalasi
dengan nabulazer
- Lakukan
section
- Kaji
frekuensi dan pola nafas
- Lanjutkan
pemberian O2
- Anjurkan
keluarga untuk memuaskan anaknya sementara
- Observasi
kulit dan membran mukosa
- Lanjutkan
advis dokter
CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal 10 – 4 – 2006
S : Ibu mengatakan anaknya batuk dan sesak
O : - Ku b
aik
- TTV N : 120 x/mnt
S : 36,80C RR : 68 x/mnt
- Nafas cepat
- Terpasang O2
- Terdapat ronchi
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Anak masih batuk
- Bibir tidak pucat
A : By. “P” umur 3 bulan dengan bronkiolitis
P : Intervensi dilanjutkan
- Posisikan
bayi pada posisi sedikit ekstensi
- Inhalasi dengan nabulazer dan section
- Lanjutkan pemberian O2
- Kaji frekwensi dan pola nafas
- Anjurkan keluarga untuk memuaskan anaknya
sementara
- Observasi kulit dan membran mukosa
- Lanjutkan advis dokter
cefo
2x175 mg
meixam
3x100 mg
Tanggal 11 – 4 – 2006
S : Ibu mengatakan sesak anaknya sudah berkurang
tapi masih batuk
O : - Ku
lemah
- TTV N : 120 x/mn
S : 37,50C RR
: 64 x/mnt
- Terdapat ronchi
- Anak masih batuk
- Tidak ada pernafasan cuping hidung
- Sesak berkurang
- Bibir tidak pucat
A : By.
“P” umur 8 bulan dengan bronchiolitis sesak berkurang dan masih batuk krok-krok
P : Intervensi dilanjutkan
- Posisikan px sedikit ekstensi
- Isolasi dengan nabulazer dan section
- Anjurkan keluarga memberikana anaknya minum
sedikit-sedikit
- Tes laborat
§ Hb :
12,2 gr /dl (N W: 11,4-15,1)
§ Leokosit : 8300/cmm (N : 4700 –
10300/cmmm)
§ Hematokrit 41,1% (N : 37 – 43 %)
§ Trombosit 490000/cmm (N : 150 000 – 350
000/cmm)
- Observasi tanda-tanda vital
- Lanjutkan advis dokter
Tx : - KAEN
4B 300 cc/24 jam
- Meixam 3x125 mg
- Gentamicin 2x10 mg
Tanggal 12-4-2006
S : Ibu mengatakan anaknya sudah tidak sesak dan
batuk berkurang
O : - Ku cukup
- TTV N : 100 x/mnt S : 37,40C RR : 40 x/mnt
- Nafas teratur
- Masih terdapat ronchi
- Bibir tidak pucat
- Tidak ada retraksi intercosta
A : By. “P” umur 3 bulan dengan Bronchiolitis
sesak berkurang batuk berkurang
P : Intervensi dilanjutkan
- Inhalasi dengan nabulazer dan section
- Observasi TTV
- Lanjutkan advis dokter
§ Meixam 3x125 mg
§ Gentamicin 2x10 mg
§ Kalmetason 3x1/3
Tanggal 13-4-2006
S : Ibu mengatakan anaknya tidak sesak dan batuk
semakin berkurang
O : - Ku
cukup
- TTV N : 100 x/mnt S
: 36,90C RR : 42
x/mnt
- Nafas teratur
- Bibir tidak pucat
- Tidak ada sekret
- Tidak ada retraksi intercosta
A : Masalah teratasi
P : Px pulang
-
Anjurkan kontrol ulang 4 hari lagi
- Anjurkan ibu untuk tidak memberi anaknya
makan-makanan yang mengandung banyak coklat atau fitsin agar tidak menimbulkan
batuk
- Bila terjadi sesak ulang segara bawa anak ke
petugas kesehatan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar