Blogger Widgets ADE COPA GABANA PARFUM PARIS MODE: LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG RAWAT INAP RSUD LAWANG

Minggu, 27 November 2011

LAPORAN PENDAHULUAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RUANG RAWAT INAP RSUD LAWANG


LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN NUTRISI
DI RUANG RAWAT INAP RSUD LAWANG


39080_1516529923449_1540525827_1286547_1346580_s.jpg


KEMENTRIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERWATAN
PRODI KEPERAWATAN  LAWANG
2011

LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN NUTRISI

A.    DEFINISI

  a. Pengertian
            Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah keadaaan dimana individu yang mengalami kekurangan asupan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.
( Wilkinso Judith M. 2007)
 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh adalah intake nutrisi tidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan metabolic.( Nanda. 2005-2006 )

B.     FISIOLOGI

            Fungsi utama sistem pencernaan adalah memindahkan zat nutrien (zat yang sudah dicerna), air, dan garam yang berasal dari zat makanan untuk didistribusikan ke sel-sel melalaui sistem sirkulasi. Zat makanan merupakan sumber energi bagi tubuh seperti ATP yang dibutuhkan sel-sel untuk melaksanakn tugasnya.
Agar makanan dapat dicerna secara optimal dalam saluran pencernaan , maka saluran pencernaan harus mempunyai persediaan air, elektrolit dan zat makanan yang terus menerus.Untuk ini dibutuhkan:

1.Pergerakan makan melaui saluran pencernaan.
2.Sekresi getah pencernaan.
3.Absorbpsi hasil pencernaan, air, dan elektrolit.
4.Sirkulasi darah melalui organ gastrointestinal yang membawa zat yang   diabsorbpsi.
5.Pengaturan semua fungsi oleh sistem saraf dan hormon

            Dalam lumen saluran gastroinrestinal (GI) harus diciptakan suatu lingkunugan khusus supaya pencernaan dan absorbsi dapat berlangsung.
Sekresi kelenjar dan kontraksi otot harus dikendalikan sedemikian rupa supaya tersedia lingkungan yang optimal. Mekanisme pengendalian lebih banyak dipengaruhi oleh volume dan komposisi kandungan dan lumen gastrointestinal.
            Sistem pengendalian harus dapat mendeteksi keadaan lumen.sistem ini terdapat didalam dinding saluran gastrointestinal. Kebanyakan refleks GI dimulai oleh sejumlah rangsangan dilumen yaitu regangan dinding oleh isi lumen ,osmolaritas kimus atau konsenttrasi zat yang terlarut, keasaman kimus atau konsentrsi ion H, dan hasil pencernaan karbohidrat, lemak, protein (monosakarida, asam lemak dan peptide dari asam amino).
a. Proses Pencernaan Makanan
1. Mengunyah
2. Menelan(deglusi) :
§  Pengaturan saraf pada tahap menelan
§  Tahap menelan diesofagus
3.      Makanan dilambung
4.      Pengosongan dilambung
5.      Faktor reflexs duodenum
6.      Pergerakan usus halus :
§  Gerakan kolon
§  Gerakan mencampur
§  Gerakan mendorong
7.      Defekasi
b. Fungsi Nutrisi
1.      Kalsium
·         Rekomendasi : 1.000 milligram per hari
·         Fungsi : kesehatan tulang
·         Sumber : produk susu, ikan dengan tulang dan sayur-sayuran hijau
2.      Serat
·         Rekomendasi : 25 gram per hari
·         Fungsi : memperlancar sistem pencernaan, mengurangi risiko terkena diabetes dan penyakit jantung
·         Sumber : sayur, buah, kacang-kacangan,gandum
3.      Magnesium
·         Rekomendasi : 310 – 320 milligram per hari
·         Fungsi : menjaga fungsi otot dan saraf agar selalu dalam keadaan normal, serta meningkatkan dan menjaga kesehatan tulang
·         Sumber : ikan, kacang-kacangan,gandum
4.      Potasium
·         Rekomendasi : 4.700 milligram per hari
·         Fungsi : menjaga tekanan darah agar tetap stabil, mengurangi efek buruk dari garam yang dikonsumsi, mengurangi risiko penyakit ginjal dan keropos tulang
·         Sumber : kentang, tomat, yogurt, kedelai, pisang

5.      Vitamin A
·         Rekomendasi : 2.310 IU (international units) per hari
·         Fungsi : meningkatkan fungsi penglihatan, produksi sel darah merah, perkembangan embrio dan meningkatkan fungsi kekebalan
·         Sumber: sayuran hijau, wortel, pepaya dan daging

6.      Vitamin C
·         Rekomendasi : 75 milligram per hari
·         Fungsi : meningkatkan zat antioksidan pada tubuh dan meningkatkan kekebalan
·         Sumber : jeruk, buah delima, tomat, kiwi dan jambu biji
7.      Vitamin E
·         Rekomendasi : 15 milligram per hari
·         Fungsi : kesehatan mata dan kulit
·         Sumber : gandum, daging, ikan dan kacang-kacangan
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi
§  Fisiologis
1.      Intake nutien
2.      Kemampuan mendapat dan mengolah makanan
3.      Pengetahuan
4.      Gangguan menelan
5.      Perasaan tidak nyaman setelah makan
6.      Anoreksia
7.      Nausea dan vomitus
8.      Intake kalori dan lemak yang berlebih

§  Kemampuan mencerna nutrient
1.      Obstruksi saluran cerna
2.      Malaborbsi nutrient
3.      DM
4.      Kebutuhan metabolisme
5.      Pertumbuhan
6.      Stres
7.      Kondisi yang meningkatkan BMR (latihan,hipertyroid)
8.      Kanker

§  Gaya hidup dan kebiasaan
Kebiasaan makan yang baik perlu diterapkan pada usia toddler
§  Kebudayaan dan kepercayaan
Kebudayaan orang asia lebih memilih padi sebagai makanan pokok
§  Sumber ekonomi
§  Obat dan interaksi nutrien
§   Gender

C.    MANIFESTASI KLINIS

            Manifestasi klinis atau tanda dan gejala nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh menurut buku saku diagnosa keperawatan NIC-NOC antara lain :
1.      Subjektif
a.Kram abdomen
b.Nyeri abdomen dengan atau tanpa penyakit.
c.Merasakan ketidakmampuan untuk mengingesti makanan.
d.Melaporkan perubahan sensasi rasa.
e.Melaporkan kurangnya makanan.
f.Merasa kenyang segrav setelah mengingesti makanan.
2.      Objektif
a.Tidak tertarik untuk makan.
b.Diare.
c.Adanya bukti kekurangan makanan.
d.Kehilangan rambut yang berlebiahan.
e.Busing usus hiperaktif.
f.Kurangnya minat pada makanan.
g.Luka,rongga mulut inflamasi.

c. Gangguan kesehatan akibat dari malnutrisi
1.   Kwashiorkor
     
Kwashiorkor adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya. Kekurangan protein dalam makanan akan mengakibatkan asam amino esensial dalam serum yang diperlukan untuk sistesis dan metabolisme terutama sebagai pertumbuhan dan perbaikan sel, semakin berkurangnya asam amino dalam serum menyebabkan kurangnya produksi albumin oleh hati. Kulit akan tampak bersisik dan kering karena depikmentasi. Anak dapat mengalami gangguan pada mata karena kekurangan vitamin A. kekurangan mineral khususnya Besi, kalsium dan Seng. Edema yang terjadi karena hipoproteinnemia yang mana cairan akan berpindah dari intravaskuler komperteman kerongga interstinal yang kemudian menimbulkan asites. Gangguan gastrointestinal seperti adanya perlemakan pada hati dan atropi pada sel acinipankreas.

2.   Marasmus

Marasmus adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh kekurangan kalori dan protein. Pada marasmus ditandai dengan atropi jaringan terutama lapisan subkutan dan badan tampak kurus seperti orang tua. Pada marasmus metabolisme kurang terganggu daripada kwasiorkhor sehingga kekurangan vitamin biasanya minimal atau tidak ada. Pada marasmus tidak ditemukan edema akibat dari hipoalbuminemia dan atau retensi sodium. Pemenuhan kebutuhan dalam tubuh masih dapat dipenuhi dengan adanya cadangan protein sebagai sumber energi.( Suriadi, 2001)
Kurang kalori protein akan terjadi manakala kebutuhan tubuh akan kalori, protein, atau keduanya tidak tercukupi oleh diet. (Arisman, 2004:92).

Dalam keadaan kekurangan makanan, tubuh selalu berusaha untuk mempertahankan hidup dengan memenuhi kebutuhan pokok atau energi. Kemampuan tubuh untuk mempergunakan karbohidrat, protein dan lemak merupakan hal yang sangat penting untuk mempertahankan kehidupan, karbohidrat (glukosa) dapat dipakai oleh seluruh jaringan tubuh sebagai bahan bakar, sayangnya kemampuan tubuh untuk menyimpan karbohidrat sangat sedikit, sehingga setelah 25 jam sudah dapat terjadi kekurangan. Akibatnya katabolisme protein terjadi setelah beberapa jam dengan menghasilkan asam amino yang segera diubah jadi karbohidrat di hepar dan ginjal.

Selam puasa jaringan lemak dipecah menjadi asam lemak, gliserol dan keton bodies. Otot dapat mempergunakan asam lemak dan keton bodies sebagai sumber energi kalau kekurangan makanan ini berjalan menahun. Tubuh akan mempertahankan diri jangan sampai memecah protein lagi setelah kira-kira kehilangan separuh dari tubuh. (Nuuhchsan Lubis an Arlina Mursada, 2002:11).

3.   Penyakit Kegemukan (Obesitas)

Penyakit ini terjadi ketidakseimbangan antara konsumsi kalori dan kebutuhan energi, yakni konsumsi kalori terlalu berlebih dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi. Kelebihan energi di dalam tubuh ini disimpan dalam bentuk lemak.

Pada keadaan normal, jaringan lemak ini ditimbun di tempat-tempat tertentu diantaranya dalam jaringan subkutan dan didalam jaringan tirai usus. Seseorang dikatakan menderita obesitas bila berat badannya pada laki-laki melebihi 15% dan pada wanita melebihi 20% dari berat badan ideal menurut umurnya.

Pada orang yang menderita obesitas ini organ-organ tubuhnya dipaksa untuk bekerja lebih berat karena harus membawa kelebihan berat badan. Oleh sebab itu pada umumnya lebih cepat gerah, capai dan mempunyai kecenderungan untuk membuat kekeliruan dalam bekerja. Akibat dari penyakit obesitas ini, para penderitanya cenderung menderita penyakit-penyakit kardiovaskuler, hipertensi, dan diabetes melitus.

Berat badan yang ideal pada orang dewasa menurut rumus Dubois ialah :

B (kg) = (Tcm - 10) + 10%, dengan :
B = Berat badan hasil perkiraan / pengukuran
T = Tinggi badan

Oleh Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dilakukan koreksi sebagai berikut :

B (kg) = {(Tcm - 100) - 10%} + 10%

4.   Anemia (Penyakit Kurang Darah)

Penyakit terjadi karena konsumsi zat besi (Fe) pada tubuh tidak seimbang atau kurang dari kebutuhan tubuh. Zat besi merupakan mikro elemen yang esensial bagi tubuh yang sangat diperlukan dalam pembentukan darah, yakni dalam hemoglobin (Hb).

Disamping itu Fe juga diperlukan enzim sebagai penggiat. Zat besi (Fe) lebih mudah diserap oleh usus halus dalam bentuk ferro. Penyerapan ini mempunyai mekanisme autoregulasi yang diatur oleh kadar ferritin yang terdapat dalam sel-sel mukosa usus. Dalam kondisi Fe yang baik, hanya sekitar 10% saja dari Fe yang terdapat di dalam makanan diserap ke dalam mukosa usus.

Ekskresi Fe dilakukan melalui kulit, didalam bagian-bagian tubuh yang aus dan dilepaskan oleh permukaan tubuh yang jumlahnya sangat kecil sekali. Sedangkan pada wanita ekskresi Fe lebih banyak melalui menstruasi. Oleh sebab itu kebutuhan Fe pada wanita dewasa lebih banyak dibandingkan dengan pada pria. Pada wanita hamil kebutuhan Fe meningkat karena bayi yang dikandung juga memerlukan Fe ini.

Defisiensi Fe atau anemia besi di Indonesia jumlahnya besar sehingga sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat. Program penanggulangan anemia besi, khususnya untuk ibu hamil sudah dilakukan melalui pemberian Fe secara cuma-cuma melalui puskesmas atau posyandu. Akan tetapi karena masih rendahnya pengetahuan sebagian besar ibu-ibu hamil maka program ini tampak berjalan lambat.

5.   Xerophthalmia (Defisiensi Vitamin A)

Penyakit ini disebabkan karena kekurangan konsumsi vitamin A didalam tubuh. Gejala-gejala penyakit ini adalah kekeringan epitel biji mata dan kornea karena glandula lakrimalis menurun. Terlihat selaput bola mata keriput dan kusam bila biji mata bergerak.

Fungsi mata berkurang menjadi hemeralopia atau noctalmia yang oleh awam disebut buta senja atau buta ayam, tidak sanggup melihat pada cahaya remang-remang. Pada stadium lanjut maka mengoreng karena sel-selnya menjadi lunak yang disebut keratomalasia dan dapat menimbulkan kebutaan.

Fungsi vitamin A sebenarnya mencakup 3 fungsi yakni fungsi dalam proses melihat, dalam proses metabolisme, dan proses reproduksi. Gangguan yang diakibatkan karena kekurangan vitamin A yang menonjol, khususnya di Indonesia adalah gangguan dalam proses melihat yang disebut xerophthalmia ini.

Oleh sebab itu penanggulangan defisiensi kekurangan vitamin A yang penting disini ditujukan kepada pencegahan kebutaan pada anak balita. Program penanggulangan xerophthalmia ditujukan pada anak balita dengan pemberian vitamin A secara cuma-cuma melalui puskesmas dan / atau posyandu. Disamping itu program pencegahan dapat dilakukan melalui penyuluhan gizi masyarakat tentang makanan-makanan sebagai sumber vitamin.


6.   Penyakit Gondok Endemik

Zat iodium merupakan zat gizi esensial bagi tubuh karena merupakan komponen dari hormon thyroxin. Zat iodium ini dikonsentrasikan didalam kelenjar gondok (glandula thyroidea) yang diperlukan dalam sintesa hormon thyroxin. Hormon ini ditimbun dalam folikel kelenjar gondok, terkonjugasi dengan protein (globulin) maka disebut thyroglobulin. Apabila diperlukan, thyroglobulin ini dipecah dan terlepas hormon thyroxin yang dikeluarkan dari folikel kelenjar ke dalam aliran darah.

Kekurangan zat iodium ini berakibat kondisi hypothyroidisme (kekurangan iodium) dan tubuh mencoba untuk mengkompensasi dengan menambah jaringan kelenjar gondok. Akibatnya terjadi hypertrophi (membesarnya kelenjar thyroid) yang kemudian disebut penyakit gondok.

Apabila kelebihan zat iodium maka akan mengakibatkan gejala-gejala pada kulit yang disebut iodium dermatitis. Penyakit gondok ini di Indonesia merupakan endemik terutama di daerah-daerah terpencil di pegunungan yang air minumnya kekurangan zat iodium. Oleh sebab itu penyakit kekurangan iodium ini disebut gondok endemik.

Kekurangan iodium juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan lain, yaitu cretinisma. Kretinisma adalah suatu kondisi penderita dengan tinggi badan dibawah normal (cebol). Kondisi ini disertai berbagai tingkat keterlambatan perkembangan jiwa dan kecerdasan, dari hambatan ringan sampai dengan sangat berat (debil).

Ekspresi muka seorang cretin ini memberikan kesan orang bodoh karena tingkat kecerdasannya sangat rendah. Pada umumnya orang cretin ini dilahirkan dari ibu yang sewaktu hamil kekurangan zat iodium.

Terapi penyakit ini pada penderita dewasa pada umumnya tidak memuaskan. Oleh sebab itu penanggulangan yang paling baik adalah pencegahan yaitu dengan memberikan dosis iodium kepada ibu hamil.

Untuk penanggulangan penyakit akibat kekurangan iodium dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat dapat dilakukan melalui program iodiumisasi, yaitu dengan penyediaan garam dapur yang diperkaya dengan iodium. Dalam kaitan ini pemerintah Indonesia melalui Departemen Perindustrian telah memproduksi khusus garam iodium untuk daerah-daerah endemik gondok.

D.    ASUHAN KEPERAWATAN

a.       Pengkajian
1.    Riwayat keperawatann dan diet.
·         Anggaran makan, makanan kesukaan, waktu makan.
·         Apakah ada diet yang dilakukan secara khusus.
·         Adakah penurunan dan peningkatan berat badan dan berapa lama periode waktunya?
·         Adakah sttus fisik pasien ang dapat meningkatakan diet seperti luka bakar dan demam?
·         Adakah toleransi makanan/minumam tertentu?
2.      Pemeriksaan fisik
·         Keadaan fisik:apatis,lesu
·         Berat badan :obesitas,kurus.otot : flaksia,tonus Kurang,tidak mampu bekerja.
·         Sistem saraf:bigung,rasa terbakar,reflek menurun.Fungsi gastrointestinal: anoreksia,konstipasi,diare,pembesaran liver.
·         Kardiovaskuler:denyut nadi lebih dari 100 kali/menit,irama abnormal,tekanan darah
rendah/tinggi.
·         Rambut: kusam,kering,pudar,kemerahan,tipis,pecah/patah-patah.
·         Kulit: kering,pucat,iritasi,petekhie,lemak disubkutan tidak ada.
·         Bibir: kering,pecah-pecah,bengkak,lesi,stomatitis,membrane mukosa pucat.
·         Gusi: perdarahan,peradangan.
·         Lidah: edema,hiperemasis.
·         Gigi: karies,nyeri, kotor.
·         Mata: konjungtiva pucat,kering,exotalmus,tanda-tanda infeksi.
·         Kuku: mudah patah.
3.      Laboratorium
·      Albumin (N:4-5,5 mg/100ml)
·      Transferin (N:170-25 MG/100 ML)
·      Hb (N: 12 MG%)
·      BUN (N:10-20 mg/100ml)
·      Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (N :LAKI-LAK1: 0,6-1,3 MG/100 ML,WANITA: 0,5-1,0 MG/
100 ML
b.      Diagnosa Keperawatan
1.      Gangguan kebutuhan nutrisi b.d penurunan asupan oral
2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d kelemahan otot menelan dan penurunan kesadaran
3.       Risiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d. peningkatan metabolisme dan anoreksia
4.      Perubahan nutrisi kurang dari kebuuhan tubuh b.d gangguan absorpsi nutrient dan hipermetabolik
c.    Tujuan :
      Mengatasi masalah kekurangan asupan nutrisi.
                 Kriteria :
                 - Berat badan stabil atau meningkat
                 - Porsi makan habis
                 - Nafsu makan meningkat
                 - Hasil laboratorium indicator statys nutrisi dalam rentang                               normal (Hb, Albumin, Glukosa)

d.      Tindakan Keperawatan


Intervensi
Rasional
1.      Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan/nutrisi
2.      Timbang BB
3.      Berikan nutrisi dengan diet lembek dan dihidangkan pada saat masih hangat
4.      Anjurkan minum susu 3 gelas/hari
5.      anjurkan makan sedikit namun sering
6.      kolaborai obat antimual? Sesuai medikasi
1.      Meningkatkan asupan nutrisi klien
2.      Untuk mengetahui peningkatan dan penurunan BB
3.      Untuk meningkatkan asupan makanan karena mudah di telan
4.      Memenuhi kebutuhan gizi klien
5.      Menurunkan resiko mual
6.      mengurangi mual


DAFTAR PUSTAKA


Nanda 2005-2006. 2005. Panduan Diagnosa Keperawatan. Jakarta : Prima Medika.

Wilkinson, Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.

Syaifudin.2006.Anatomi Fisiologi untuk mahasiswa keperawatan.Jakarta: EGC

http://akperku.blogspot.com/2009/08/laporan-pendahuluan-kebutuhan-dasar.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar