Blogger Widgets ADE COPA GABANA PARFUM PARIS MODE: Rheumatic Heart Disease

Selasa, 25 Oktober 2011

Rheumatic Heart Disease


By: ADE RAMA KAMANJAYA
POLTEKKES KEMENKES MALANG KAMPUS 2
Penyakit jantung rematik (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang disebabkan oleh kelompok kuman A beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynx
Pada anak dan remaja gejala utama adalah rasa demam disertai radang pada sendi dilanjutkan infeksi pada jantung dan sering ditemukan benjolan di bawah kulit (adanya nodul pada subkutan). Sedangkan pada usia dewasa, demam disertai radang pada banyak sendi. Pada kulit juga akan muncul bercak merah muda.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Riwayat adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala
- Positif antistretolysin titer O
- Positif stretozyme positif anti uji DNAase B
- Meningkatnya C-reaktif protein
- Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah (eritrosit)
Diagnosa keperawatan
1. Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan, pembatasan aktivitas, risiko komplikasi jantung
2. Tidak efektif koping individu berhubungan dengan kondisi penyakit
3. Nyeri berhubungan dengan polyartritis.
4. Risiko ijury berhubungan dengan infeksi streptococcus
Perencanaan
1. Orang tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan pembatasan aktivitas.
2. Anak tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan strategi koping yang efektif
3. Anak dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan.
4. Anak akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk pertama kali atau tidak ada injury
Mencegah atau mendeteksi komplikasi
• Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahi adanya perubahan irama
• Pemberian antibiotik sesuai program
• Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan berikan periode istirahat.
• Berikan terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.
Support anak dalam pembatasan aktivitas
• Kaji keinginan untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi
• Buat jadual aktivitas dan istirahat
• Ajarkan untuk partisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehari-hari
• Ajarkan pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah dihubungkan dengan Chorea dan temporer.
3. Memberikan kontrol nyeri yang adekuat
• Kaji nyeri dengan skala
• Pemberian analgeik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program
• Reposisi untuk mengurangi stress sendi
• Berikan terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit
• Lakukan distraksi misalnya; teknik relaksasi dan hayalan.
4. Mencegah infeksi dan injury
• Monitor temperatur setiap 4 jam selama dirawat.
• Pemberian antibiotik sesuai program
• Lihat juga dalam perencanaan pemulangan
• Anak diistirahatkan
Perencanaan pemulangan
• Berikan informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan pembatasan, aktivitas
• Istirahat 2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari
• Jelaskan pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai tanda-tanda klinis tidak ada.
• Jelaskan terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung
• Berikan support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai
• Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan
• Tekankan pentingnya kontrol ulang.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar