Aborsi dan Kanker Payudara
“Penelitian sebelumnya mencampur-adukkan antara data dan hasil penelitian yang layak dan tak layak kebenarannya.” kata Beral. “Tak ada yang melakukan hal ini sebelumnya (analisa ulang) dan kami memiliki data asli dan dapat menguji dan menganalisanya dengan metoda yang jauh lebih cermat dan teruji.” Penelitian itu juga mengikutsertakan 44 ribu wanita penderita kanker payudara dengan catatan medis pernah mengalami keguguran atau aborsi sebelum dinyatakan positif kanker. Selain itu, dilakukan pula studi banding dari kelompok yang disebut diatas dengan kelompok wanita penderita kanker payudara yang tidak mempunyai catatan kesehatan aborsi ataupun keguguran.
“Untuk pertama kali penelitian dilakukan dengan menggunakan begitu banyak data dan informasi, dan hasil temuannya jelas lebih cermat dan dapat diterima dari yang sebelumnya,” kata ahli epidemiologi Richard Doll juga dari Universitas Oxford. Korelasi antara aborsi dengan kanker sebelumnya menjadi topik hangat dan selama ini dijadikan argumentasi kelompok anti aborsi. Akibatnya, dokter seringkali menganjurkan para wanita mempertimbangkan resiko aborsi terkait risiko terkena kanker payudara. Lebih dari satu juta kasus kanker payudara didiagnosa setiap tahun dan hampir 580.000 kasus terjadi di negara maju.
Pada tahun 1998 penyakit tersebut menjadi penyebab kematian 1,6 persen kaum wanita didunia menurut badan Penelitian Kanker di Lyon, Perancis. Sumber : PDPERSI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar