Created by :
Lina Mandareni
Naafi’ah
Latif
Siti Nur hidayah
Pengertian
Tumor
ganas primer pada hati yang berasal dari sel parenkim atau epitel saluran
empedu atau metastase dari tumor jaringan lainnya.
Etiologi
Virus Hepatitis B dan
Virus Hepatitis C
Bahan-bahan Hepatokarsinogenik :
•Aflatoksin
•Alkohol
•Penggunaan steroid
anabolic
•Penggunaan androgen
yang berlebihan
•Bahan kontrasepsi
oral
•Penimbunan zat besi
yang berlebihan dalam hati
(Hemochromatosis)
Gejala
Keluhan
sakit perut atau rasa penuh ataupun ada rasa bengkak di perut kanan atas
• Nafsu makan berkurang,
• Berat badan menurun, dan rasa lemas.
• Keluhan lain terjadinya perut membesar karena ascites (penimbunan cairan
dalam rongga perut), mual, tidak bisa tidur, nyeri otot, berak hitam, demam,
bengkak kaki, kuning, muntah, gatal, muntah darah, perdarahan dari dubur.
Patofisiologi
Hepatoma
75 % berasal dari sirosis hati yang lama/menahun. Khususnya yang disebabkan
oleh alkoholik dan postnekrotik.
Pada
penderita sirosis hati yang disertai pembesaran hati mendadak.
Tumor hati yang paling sering adalah metastase tumor ganas dari tempat lain.
Matastase ke hati dapat terdeteksi pada lebih dari 50 % kematian akibat kanker.
Komplikasi
Komplikasi
yang sering terjadi pada sirosis adalah asites, perdarahan saluran cerna bagian
atas, ensefalopati hepatika, dan sindrom hepatorenal.
Sindrom
hepatorenal adalah suatu keadaan pada pasien dengan hepatitis kronik, kegagalan
fungsi hati, hipertensi portal, yang ditandai dengan gangguan fungsi ginjal dan
sirkulasi darah.
Sindrom
ini mempunyai risiko kematianyangtinggi. Terjadinya gangguan ginjal pada pasien
dengan sirosis hati ini baru dikenal pada akhir abad 19 dan pertamakali
dideskripsikan oleh Flint dan Frerichs.
Penatalaksanaan
sindrom hepatorenal masih belum memuaskan; masih banyak kegagalan sehingga
menimbulkan kematianPrognosis pasien dengan penyakit ini buruk.
Laboratorium
oDarah
lengkap ; SGOT,SGPT,LDH,CPK, Alfa fetoprotein ³ 500 mg/dl, HbsAg positf dalam
serum, Kalium, Kalsium.
oRadiologi
; Ultrasonografi (USG)/C-7 Scan (Sidik Tomografi Komputer),CT-Scan, Thorak
foto, Arteriography, Angiografi Hepatik, Skintigrafi Hepatik
oBiopsi
jaringan hati dilakukan dengan tuntunan USG atau laparoskopi
Pengkajian
1. Identitas Klien
2. Riwayat Keperawatan
a.
Riwayat Penyakit sekarang
diperoleh melalui orang
lain atau dengan klien itu sendiri.
b.
Riwayat Penyakit Dahulu
dikaji untuk mendapatkan data mengenai penyakit
yang pernah diderita oleh klien.
c.
Riwayat Penyakit Keluarga
dikaji untuk mengetahui data mengenai penyakit yang pernah dialami ol eh anggota keluarga.
3. Pemeriksaan Fisik
à 2 Gejala klinik
Fase dini
: Asimtomatik.
Fase lanjut
:Tidak dikenal simtom yang patognomonik.
Keluhan berupa nyeri abdomen, kelemahan dan penurunan berat badan, anoreksia, rasa penuh setelah makan terkadang disertai muntah dan mual. Bila ada metastasis ke tulang penderita mengeluh nyeri tulang.
Pada pemeriksaan fisik bisa didapatkan :
1.
Ascites
2.
Ikterus
3. Splenomegali, Spider
nevi, Eritema palmaris,
Edema.
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1.Ketidakefektifan pola pernapasan
berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan
diapragma)
2.Gangguan rasa nyaman nyeri abdomen
berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam rongga abdomen (ascites).
3.Gangguan nutrisi : Kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya asupan nutrisi.
●
4. Gangguan istirahat tidur berhubungan dengan
sesak dan nyeri.
5. Gangguan aktifitas berhubungan dengan sesak
dan nyeri
6. Cemas berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan tentang penyakit yang diderita.
Interverensi
Interverensi Diagnosa I
:
1) Pertahankan Posisi
semi fowler.
2) Observasi gejala kardinal dan
monitor tanda – tanda ketidakefektifan jalan napas.
3) Berikan penjelasan tentang penyebab sesak dan motivasi utuk membatasi aktivitas.
4) Kolaborasi dengan tim medis (dokter) dalam pemberian Oksigen dan pemeriksaan
Gas darah.
Interverensi Diagnosa II
:
1)Awasi respon emosional klien terhadap
proses nyeri.
2)Atur posisi klien yang enak sesuai dengan keadaan.
3)Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesik.
4)Ajarkan teknik pengurangan nyeri dengan teknik distraksi.
5)Observasi tanda-tanda
vital.
Interverensi Diagnosa
III:
1.Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian
vitamin.
2.Jelaskan pada klien tentang pentingnya nutrisi bagi tubuh dan diit
yang di tentukan dan tanyakan kembali apa
yang telah di
jelaskan.
3.Bantu klien dan keluarga mengidentifikasi dan memilih makanan
yang mengandung kalori dan
protein tinggi.
4.Identifikasi busana klien buat padan
yang ideal dan tentukan kenaikan berat badan
yang diinginkan berat badan
ideal.
5.Sajikan makanan dalam keadaan menarik dan hangat.
6.Anjurkan pada klien untuk menjaga kebersihan mulut.
7.Monitor kenaikan berat badan
Interverensi Diagnosa
IV:
1.Lakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian oksigen dan analgesik
2.Beri suasana
yang nyaman pada klien dan beri posisi yang menyenangkan yaitu kepala lebih tinggi:
3.Berikan penjelasan terhadap klien pentingnya istirahat tidur.
4.Tingkat relaksasi menjelang tidur.
Interverensi Diagnosa V
:
1. Bimbing klien melakukan mobilisasi secara bertahap.
2.Latih klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya.
3.Ajarkan pada klien menggunakan teknik relaksasi
yang merupakan salah satu teknik pengurangan nyeri.
4.Jelaskan tujuan aktifitas ringan.
5.Observasi reaksi nyeri dan sesak saat melakukan aktifitas.
6.Anjurkan klien untuk mentaati terapi
yang diberikan.
Interverensi Diagnosa VI
:
1.Berikan dorongan pada klien untuk mendiskusikan perasaannya mengemukakan persepsinya tentang kecemasannya.
2.Jelaskan pada klien setiap melakukan prosedur baik keperawatan maupun tindakan medis.
3.Kolaborasi dengan dokter untuk penjelasan tentang penyakitnya.
●
Implementasi
Dx I : Ketidakefektifan pernapasan
berhubungan dengan adanya penurunan ekspansi paru (ascites dan penekanan
diapragma)
Implementasi :
Melakukan
koloborasi dengan dokter untuk pungsi
plaura yaitu dengan mempersiapkan pungtie pleura yang selanjutnya di lakukan
fungsi sebanyak 250 cc oleh dokter.
Menempatkan
klien kembali ke tempat tidur dengan posisi setengah duduk dengan mengganjal
kepala dengan menggunakan tiga bantal.
Mengukur
tensi, nadi, RR, suhu hasil tensi 120/ 80 nadi 84x /menit suhu 37 oC. Mengobservasi ekspansi dan
Fremitas di dapatkan ekspansi pada dada kanan
tertinggal fremitas raba menurun.
Menjelaskan
pada klien timbulnya sesak nafas karena
adanya penumpukan cairan pada rongga
pleura.
Dx II : Gangguan
rasa
nyaman nyeri abdomen berhubungan dengan adanya penumpukan cairan dalam rongga
abdomen (ascites).
Implementasi :
melakukan
kolaborasi dengan dokter tentang pemberian obat analgesik
melakukan
teknik disraksi relaksasi
melakukan
kompres hangat atau dingin
melakukan
pemeriksaan tanda-tanda vital
Dx
III à Gangguan nutrisi : Kurang dari
kebutuhan berhubungan dengan tidak
adekuatnya asupan nutrisi.
Implementasi :
Menyuap
klien yaitu nasi 1 piring ikan tahu dan daging
sayur sop. Klien hanya menghabiskan ¼ porsi nasi ikan dihabiskan, minumnya
minta susu habis ½ gelas.
Memotifasi
klien untuk selalu menghabiskan makanan yang disediakan. Dan menanyakan makanan
kesukaannya.
/Respon
: Klien mengatakan semua makanan suka tapi saya tidak nafsu.
Dx IV
:Gangguan
istirahat
tidur berhubungan dengan sesak dan nyeri.
Implementasi :
mengatur
suasana lingkungan yang nyaman
melakukan
teknik relaksasi dan distraksi
Dx V
: Gangguan
aktifitas
berhubungan dengan sesak dan nyeri
Implementasi :
Melatih
klien untuk mengambil minuman sendiri dan meminumnya sendiri pakai sedotan.
/Respon
: klien mau dan menghabiskan minuan sebanyak ½ gelas.
Memotivasi
klien untuk makan sendiri, sambil membantu mendekatkan makanan ke dekat klien.
Dx VI
:Cemas
berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit yang diderita.
Implementasi :
Berusaha
untuk bersikap terbuka pada klien dan menanyakan apa yang dirasakan dan
pendapat klien tentang penyakitnya saat ini.
Memberi
motivasi pada klien untuk menanyakan hal
– hal yang berhubungan dengan penyakitnya kepada yang berwewenang.
Evaluasi
1. Untuk diagnosa ketidakefektifan pola
nafas.
Data
subyektif : Klien mengatakan setelah disedot sesak nafasnya berkurang dan saya
lebih enak tidur seperti ini.
Data
obyektif : Pungtie pleura 250 cc, warna merah muda. Frekuensi nafas 24 x/mt.
Fremitus menurun, perkusi redup pada dada kanan.
2. Untuk diagnosa perubahan nutrisi
Data
subyektif : Klien mengatakan saya tidak nafsu makan, saya mau minum susu saja.
Data
obyektif : Porsi makan yang disediakan dihabiskan ¼ porsi, minum susu ¼ gelas,
BB = 38 kg. Konjungtiva masih merah pucat, turgor menurun.
3. Untuk diagnosa gangguan aktivitas
Data
subyektif : Saya berusaha untuk makan, minum sendiri, untuk mandi masih dibantu
diseka.
Data
obyektif : Saat makan pagi klien makan sendiri.
4. Untuk diagnosa cemas sedang.
Data
subyetif : Klien mengatakan besok mau diapakan lagi saya, saya tidak mengerti
apa tujuan dari pemeriksaan.
Data
obyektif : Klien tidak menatap perawat saat berbicara.
5. Untuk diagnosa gangguan rasa nyaman nyeri
Data
subyektif : klien mengatakan daerah perut masih nyeri
Data
Obyektif : wajah meringis saat palpasi perut
6. Untuk diagnosa gangguan istirahat tidur
Data
subyektif : klien mengatakan semalaman tidak bisa tidur
Data
obyektif : mata klien merah, lemas, pusing,
Terima Kasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar