Blogger Widgets ADE COPA GABANA PARFUM PARIS MODE: Penyakit Hirschprung

Kamis, 01 Desember 2011

Penyakit Hirschprung



HIRSCHPRUNG
DEFENISI
1.      Penyakit Hirschprung disebut juga congenital aganglionosis (aganglionic megacolon) yaitu tidak adanya sel ganglion dalam rectum dan sebagian tidak ada dalam colon.
2.      Penyakit obstruksi usus fungsional akibat aganglionosis Meissner dan Aurbach dalam lapisan dinding usus mulai dari spincter anus interna ke arah proksimal.

PATOFISIOLOGI
Tidak adanya sel-sel ganglion disebabkan kegagalan dalam migrasi sel ganglion selama perkembangan embriologi. Saluran pencernaan akan di inervasi oleh saraf parasimpatik dimana dalam fungsionalnya didukung oleh adanya ganglion. Pada penyakit hirschprung persarafan parasimpatik tidak sempurna pada bagian usus yang aganglion mengakibatkan peristaltik abnormal serta tidak adanya evakuasi usus spontan sehingga menyebabkan konstipasi dan obstruksi. Penyempitan pada lumen usus menyebabkan tinja dan gas terkumpul di bagian segmen aganglionik dan menyebabkan bagian proksimal colon melebar (megacolon).

MASALAH KEPERAWATAN
ð Gangguan eliminasi BAB (konstipasi)
ð Kurangnya volume cairan dan elektrolit
ð N y e r i
ð Gangguan integritas kulit
ð Gangguan nutrisi
ð Perubahan citra tubuh
ð Anxietas
ð Kurangnya pengetahuan
MASALAH KOLABORASI
ð Obstruksi usus
ð Resiko infeksi
ð Enterokolitis
ð Strictura ani
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1.      Foto abdomen polos untuk melihat letak aobstruksi usus
2.      Barium enema untuk melihat lumen rectosigmoid kecil
3.      Biopsi rectal untuk mendeteksi ada tidaknya sel ganglion
4.      Manometri anorectal untuk mencatat respon refluks spincter interna dan eksterna
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.      Konstipasi berhubungan dengan obstruksi karena aganglion pada usus
2.      Resiko kurangnya volume cairan berhubungan dengan persiapan pembedahan, intake yang kurang, mual dan muntah
3.      Gangguan integritas kulit berhubungan dengan colostomy dan perbaikan pembedahan
4.      Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur pembedahan dan adanya insisi
5.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan gastrointestinal
6.      Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan
7.      Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kebutuhan irigasi, pembedahan, dan perawatan kolostomi.
8.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kolostomi da irigasi.
PERENCANAAN
1.      Pengeluaran tinja lembek dan tanpa retensi.
2.      Anak tidak menunjukkan ketidak seimbangan cairan dan elektrolit yang ditandai dengan membran mukosa lembab, gravitasi urine  atau berat jenis urine normal, sodium, potasium dan bikarbonat dalam batas normal.
3.      Insisi bekas pembedahan tidak ada pus atau exudate, tidak ada kemerahan, drainage da tanpa perdarahan.
4.      Anak akan terbebas dari infeksi.
5.      Bising usus dalam batas normal, pengeluara tija mudah dan tidak ada tanda – tanda dehiderasi.
6.      Anak tidak menunjukkan rasa nyeri yang ditandai dengan  dapat melakukan aktivitas, beristirahat, koopratif dengan yang merawat.
7.      Orang tua dapat memahami kondisi anak dan dapat membantu dalam perawatan.
8.      Anak dan orang tua dapat mengxpresikan perasaan secara verbal tentang irigasi yang dilakukan dan ostomy.
IMPLEMENTASI
1.      Untuk diagnosa 1 & 2  Mencegah dan mengatasi konstipasi dan mempertahankan hidrasi yang adequat
ð Kaji fungsi usus dan karateristik tinja.
ð Siapkan anak untu pembedahan dan kolostomi temporer untuk anak usia 5 tahun dan usia sekolah : lakukan enema isotonik hingga bersih, dan monitor intake dan output, pemberian elektrolit plythylene glycol melaui oral atau NGT 25 – 60 ml/kg per jam hingga cairan sampai ke rectum dan monitor mual dan muntah.
ð Monitor gravitasi urine atau berat jenis urine.
ð Monitor elektrolit sesuai program
ð Kaji status hdrasi sebelum dan sesudah pembedahan dengan mengakji turgor kulit dan membran mukosa.
2.      Untuk diagnosa 3 & 4 . Mencegah infeksi pembedahan dan kolostomi serta mempertahankan keutuhan kulit disekeliling area pembedahan.
ð  Pemberian larutan neomisin 1,0% per rectu atau stoma sesuai program.
ð  Pemberian antibiotik oral atau intravena sesuai program
ð  Monitor tanda – tanda vital setiap 4 jam.
ð  Mengukur lilitan abdomen
ð  Kaji insisi pembedahan, kemerahan, bengkak dan drainage.
ð  Kaji warna stoma, kemerahan,  bengkak dan drainage
ð  Berikan perawata k,ulit dengan meticoulus
ð  Catat adanya demam, drainage yang tidak biasanya, kemeraha atau bau dan dilaporkan
ð  Gunakan kantong stoma yang hipoalergi.
3.      Mempertahankan status nutrisi yang adequat
ð Puasakan anak hingga bising usus positif dan ada flatus
ð Pertahankan NGT
ð Pemberian cairan melalui intravena sesuai program sampai anak toleran dengan intake peroral
ð Timbang berat badan
4.      Memberikan kontrol nyeri yang adequat
ð  Kaji skala nyer  dari 1 – 10.
ð  Berikan rasa nyaman, reposisi,” Back Rub “, mendengarkan musik, sentuhan.
ð  Pemberian iobat untuk mengatasi nyeri sesuai denga program
ð  Berikan ketenangan pada anak
ð  Kaji pola tidur dan hindari hal – hal yang tidak dibutuhkan oleh anak.
5.      Diagnosa 8 meningkatkan pengetahuan tentang kondisi orang tua dan anak
ð  Kaji tingkat pengetahuan tentang kondisi yang dialami, perawatan dirumah dan pengobatan
ð  Ajarkan pada orang tua untuk mengexpresikan perasaan, kecemasan dan perhatian tentang irigasi rectal dan perawatan kolostomi
ð  Jalaskan perbaikan pembedahan dan proses kesembuhan
ð  Ajarkan kepada anak dengan menggambar – gambar sebagai ilustrasi misalnya bagaimana dilakukan irigasi dan ostomi
ð  Ajarkan perawatan kolostomi segera setelah pembedahan dan lakukan supervisi  saat orang tua melakukan perawatan ostomi.
PERENCANAAN PEMULANGAN
ð  Instruksikan orang tua untuk mendemonstrasikan kembali bagaimana melakukan irigasi rectal, dan melakukan ostomi.
ð  Ajarkan orang tua bagaimana mengkaji distensi dan obstruksi dan pentingnya mencatat untuk dilaporkan kedokter atau perawat
ð  Perlu konsultasi ke bagian perawat enterostomal terapi dengan ahli gizi jika memungkinkan
ð  Ajarkan orang tua untuk mengkaji fungsi usus dan perlunya diit tinggi serat.


KEPUSTAKAAN

Cecily. L. Betz dan                                         :           Keperawatan Pediatri, Alih Bahasa Jan Tambayong,
Linda  A. Sowden, 2002                                Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Ngastiyah, 1997                     :    Perawatan  Anak Sakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Suriadi, Rita Yuliani, 2001    :    Asuhan Keperawatan Pada Anak, CV Sagung Seto, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar