Purnama Jupiter Terjadi Malam Ini
JUM'AT, 28 OKTOBER 2011 | 14:20 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Jika langit malam nanti cerah, masyarakat bisa melihat fenomena alam menarik. Planet terbesar di tata surya, Jupiter, akan mengalami fase purnama.
Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, seluruh permukaan Jupiter yang tersinari matahari akan terlihat dari Bumi. Hal ini dimungkinkan karena Jupiter, Bumi, dan matahari membentuk satu garis lurus atau lazim disebut sebagai oposisi.
"Fenomena oposisi Jupiter ini lazim terjadi," ujar Thomas kepada Tempo, Jumat, 28 Oktober 2011.
Oposisi Jupiter berulang setiap 13 bulan. Jarak Jupiter-matahari 5 kali lebih jauh dari Bumi-matahari sehingga planet gas raksasa ini membutuhkan waktu 11,8 tahun untuk mengelilingi Bumi. Selama periode ini, Bumi yang membutuhkan waktu 1 tahun mengelilingi matahari berkesempatan 11 kali membentuk garis lurus dengan matahari.
Saat oposisi terjadi, Jupiter akan terbit di timur bersamaan dengan tenggelamnya matahari di barat. Saat tengah malam, pukul 24.00, Jupiter akan berada tepat di atas kepala lalu tenggelam 6 jam kemudian.
Meski disebut purnama, piringan Jupiter tak akan seukuran bulan purnama. "Ukurannya tetap kecil," tambah Thomas.
Karenanya, ia menganjurkan masyarakat yang hendak melihat fenomena ini agar menggunakan alat bantu seperti binokuler atau teleskop. Semakin besar ukuran teleskop, maka semakin banyak detail permukaan Jupiter yang bisa terlihat.
Oposisi Jupiter tepat terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2011, sekitar pukul 07.00 WIB. Namun fase purnama pada Jupiter bisa terlihat 2-3 hari sebelum dan setelah oposisi tersebut.
Deputi Sains, Pengkajian, dan Informasi Kedirgantaraan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, mengatakan, seluruh permukaan Jupiter yang tersinari matahari akan terlihat dari Bumi. Hal ini dimungkinkan karena Jupiter, Bumi, dan matahari membentuk satu garis lurus atau lazim disebut sebagai oposisi.
"Fenomena oposisi Jupiter ini lazim terjadi," ujar Thomas kepada Tempo, Jumat, 28 Oktober 2011.
Oposisi Jupiter berulang setiap 13 bulan. Jarak Jupiter-matahari 5 kali lebih jauh dari Bumi-matahari sehingga planet gas raksasa ini membutuhkan waktu 11,8 tahun untuk mengelilingi Bumi. Selama periode ini, Bumi yang membutuhkan waktu 1 tahun mengelilingi matahari berkesempatan 11 kali membentuk garis lurus dengan matahari.
Saat oposisi terjadi, Jupiter akan terbit di timur bersamaan dengan tenggelamnya matahari di barat. Saat tengah malam, pukul 24.00, Jupiter akan berada tepat di atas kepala lalu tenggelam 6 jam kemudian.
Meski disebut purnama, piringan Jupiter tak akan seukuran bulan purnama. "Ukurannya tetap kecil," tambah Thomas.
Karenanya, ia menganjurkan masyarakat yang hendak melihat fenomena ini agar menggunakan alat bantu seperti binokuler atau teleskop. Semakin besar ukuran teleskop, maka semakin banyak detail permukaan Jupiter yang bisa terlihat.
Oposisi Jupiter tepat terjadi pada Sabtu, 29 Oktober 2011, sekitar pukul 07.00 WIB. Namun fase purnama pada Jupiter bisa terlihat 2-3 hari sebelum dan setelah oposisi tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar