By: ADE RAMA KAMANJAYA
POLTEKKES KEMENKES MALANG KAMPUS 2
Penyakit jantung rematik
(RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan
penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 1993).
Demam reumatik adalah suatu hasil respon imunologi abnormal yang
disebabkan oleh kelompok kuman A
beta-hemolitic treptococcus yang menyerang pada pharynx
Pada anak dan remaja
gejala utama adalah rasa demam disertai radang pada sendi dilanjutkan infeksi pada
jantung dan sering ditemukan benjolan di bawah kulit (adanya nodul pada
subkutan). Sedangkan pada usia dewasa, demam disertai radang pada banyak sendi.
Pada kulit juga akan muncul bercak merah muda.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Riwayat
adanya infeksi saluran nafas atas dan gejala
- Positif
antistretolysin titer O
- Positif
stretozyme positif anti uji DNAase B
- Meningkatnya
C-reaktif protein
-
Meningkatnya anti hyaluronidase, meningkatnya sedimen sel darah merah
(eritrosit)
Diagnosa keperawatan
1.
Kurangnya pengetahuan orang tua/ anak berhubungan dengan pengobatan, pembatasan
aktivitas, risiko komplikasi jantung
2. Tidak
efektif koping individu berhubungan dengan kondisi penyakit
3. Nyeri
berhubungan dengan polyartritis.
4. Risiko
ijury berhubungan dengan infeksi streptococcus
Perencanaan
1. Orang
tua dan anak akan memahami tentang regimen pengobatan dan pembatasan aktivitas.
2. Anak
tidak akan menunjukakan stress emosional dan dapat menggunakan strategi koping
yang efektif
3. Anak
dapat menunjukkan dalam pengontrolan nyeri sesuai tingkat kesanggupan.
4. Anak
akan memperlihatkan tidak adanya gejala-gejala sakit menelan untuk pertama kali
atau tidak ada injury
Mencegah atau mendeteksi komplikasi
•
Auskultasi bunyi jantung untuk mengetahi adanya perubahan irama
•
Pemberian antibiotik sesuai program
•
Pembatasan aktivitas sampai manifestasi klinis demam reumatik tidak ada dan
berikan periode istirahat.
• Berikan
terapi bermain yang sesuai dan tidak membuat lelah.
Support anak dalam pembatasan aktivitas
• Kaji
keinginan untuk bermain sesuai dengan usia dan kondisi
• Buat
jadual aktivitas dan istirahat
• Ajarkan
untuk partisipasi dalam aktivitas kebutuhan sehari-hari
• Ajarkan
pada anak/ orang tua bahwa pergerakan yang tidak disadari adalah dihubungkan
dengan Chorea dan temporer.
3.
Memberikan kontrol nyeri yang adekuat
• Kaji
nyeri dengan skala
•
Pemberian analgeik, anti peradangan dan antipiretik sesuai program
• Reposisi
untuk mengurangi stress sendi
• Berikan
terapi hangat dan dingin pada sendi yang sakit
• Lakukan
distraksi misalnya; teknik relaksasi dan hayalan.
4.
Mencegah infeksi dan injury
• Monitor
temperatur setiap 4 jam selama dirawat.
•
Pemberian antibiotik sesuai program
• Lihat
juga dalam perencanaan pemulangan
• Anak
diistirahatkan
Perencanaan pemulangan
• Berikan
informasi tentang kebutuhan aktivitas bermain yang sesuai dengan pembatasan,
aktivitas
• Istirahat
2-6 minggu, bantu segala pemenuhan aktivitas kebutuhan sehari-hari
• Jelaskan
pentingnya istirahat dan membuat jadual istirahat dan aktivitas sampai
tanda-tanda klinis tidak ada.
• Jelaskan
terapi yang diberikan; dosis, efek samping, risiko komplikasi jantung
• Berikan
support lingkungan yang aman, jangan biarkan anak tidur di lantai
•
Instruksikan untuk menginformasikan jika ada tanda sakit menelan
• Tekankan
pentingnya kontrol ulang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar