TANGGAL 25 DESEMBER, NATAL VS PENGAJIAN
Aku
berjalan menyusuri kota Malang yang sangat ramai sejak tanggal 23 sampai 25
Desember, terutama pada tanggal 25 Desember 2010 terjadilah sebuah hari yang
sangat bersejarah dan dinanti oleh para kaum yang merayakannya, terutama
Nasrani. Jalan raya pun macet. Seperti halnya hari besar lainnya, banyak para
warga menikmati dengan sambang ke sanak saudaranya dan ada pula yang berlibur.
Perayaan Natal pun dapat kita lihat dimana-mana. Apalagi di gereja-gereja yang
ada di Malang ,
baik gereja Kristen Katholik ataupun gereja Kristen Protestan.
Namun,
suatu hal yang membuatku terkagum karena tepat di depan gereja Katholik
Blimbing, pada malam harinya terdapat sebuah hajatan besar penutupan pengajian
Riyadlul Jannah di Masjid Jami’ Sabilillah, Blimbing Malang. Padahal kita
mengetahui bahwa kedua acara tersebut sama-sama membawa masa yang sangat
banyak, tak hanya ratusan orang, bahkan ribuan orang. Pada saat akan penutupan
menjelang bulan suci Ramadhan, jamaah yang hadir pada pengajian yang tepatnya
di Rampal, jumlah jamaah mencapai 5000 orang lebih. Saking bangganya, seorang
wakil pejabat dari Jakarta
membayarkan separo biaya bagi siapa saja yang ingin umroh ke tanah suci.
Hal tersebut menunjukkan bahwa di Negara kita
Indonesia, khususnya di kota Malang, kita dapat melihat suatu contoh kecil yang
menunjukkan bahwa kita masih mempunyai rasa persatuan dan kesatuan dimana kita
tidak membedakan ras, suku, dan terutama dari contoh di atas adalah agama. Kedua
acara tersebut adalah acara yang sangat besar dan dapat menimbulkan sebuah
pertikaian jika kedua belah pihak tidak saling menghormati. Itulah poin plus
yang membuatku kagum karena tak ada komplain ataupun protes dari kedua belah
pihak kaum yang merayakannya.
By: Nissolichah
Fentiana, HMJF’s ABR
Tidak ada komentar:
Posting Komentar