KETOASIDOSIS DIABETIKUM
I. Pengertian
Ketoasidosis diabetikum
adalah kasus kedaruratan endokrinologi yang disebabkan oleh defisiensi insulin
relatif atau absolut. Ketoasidosis Diabetikum terjadi pada penderita IDDM (atau
DM tipe II)
II. Tanda dan Gejala
Ø     
Hiperglikemia
Ø     
Glukosuria berat
Ø     
Penumpukan keton
bodies
Ø     
Asidosis
Metabolik
Ø     
Diuresis
osmotik, dengan hasil akhir dehidrasi dan penurunan elektrolit
Ø     
Hipotensi dan
syock
Ø     
Koma/penurunan
kesadaran
III. Patofisiologi
Adanya gangguan dalam
regulasi Insulin, khususnya pada IDDM dapat cepat menjadi Diabetik ketoasidosis
manakala terjadi (1) Diabetik tipe I yang tidak terdiagnosa (2)
Ketidakseimbangan jumlah intake makanan dngan insulin (3) Adolescen dan
pubertas (4) Aktivitas yang tidak terkontrol pada diabetes (5) Stress yang
berhubungan dengan penyakit, trauma, atau tekanan emosional.
Pengkajian
Identitas
Usia    : anak-anak cenderung mengalami IDDM Tipe I
Riwayat Penyakit Sekarang
Datang dengan atau tanpa
keluhan Poliuria, Polidipsi, Poliphagi; lemas, luka sukar sembuh atau adanya
koma/penurunan kesadaran dengan sebab tidak diketahui. Pada lansia dapat
terjadi nepropati, neurophati atau retinophati, serta penyakit pembuluh darah.
Riwayat penyakit Sebelumnya
Mungkin klien telah
menderita penyakit sejak beberapa lama dengan atau tanopa menjalani program
pengobatan. Penyakit paru, gangguan kardiovaskuler serta penyakit neurologis
serta infeksi atau adanya luka dpat memeprberat kondisi klinis
Riwayat  Penyakit Keluarga
Penyakit Diabetik dikenal
sebagai penyakit yang diturunkan (herediter) walaupun gejala tidak selalu
muncul pada setiap keturunan atau timbnul sejak kecil (kongenital).
Genogram mungkin diperlukan
untuk menguatkan diagnosis
Data dasar Pengkajian
v    
Aktivitas /
Istirahat
Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan, kram
otot, tonus otot menurun, gangguan tidur/istirahat
Tanda : Takikardia dan tachipnea pada saat istirahat atau aktivitas,
letargi, disorientasi, koma, penurunan kekuatan otot
v    
Integritas Ego
Gejala       : Stress, tergantung orang lain, masalah
finansial
Tanda       : kecemasan, peka rangsang
v    
Eliminasi
Gejala : Poliuria, nokturia, disuria, ISK
baru/berulang, nyeri tekan abdomen, diare
Tanda       :
Urine encer pucat, kuning; poliuria (dapat menjadi oliguria), urine berkabut,
bau bususk (infeksi) abdomen keras, terdapat ascites, Bising usus
lemah/menurun; hiperaktif (diare)]
v    
Makanan/cairan
Gejala : Hilangg nafsu makan, mual/muntah, tidak
mengikuti diet,  penurunan berat badan
lebih dari beberapa hari/minggu, haus, 
Tanda       :
Kulit kering bersisik, turgor jelek, kekakuan/distensi abdomen, muntah,
pembesaran thiroid, bau halitosis (manis) bau buah (napas aseton)
v    
Neurosensori
Gejala : Pusing/pening, sakit kepala, kesemuatan,
kebas, kelemahan pada otot, parastesia, gangguan pengglihatan
Tanda       :
disorientasi, mengantuk, letargi, stupor/koma (tahap lanjut) gangguan memori
(bau, masa lalu, kacau mental), refleks tendon dalam menurun, kejang
v    
Nyeri/Kenyamanan
Gejala       :
Abdomen tegang/nyeri
Tanda       :
wajah meringis dan palpitasi, tampak sagnat berhati-nati
v    
Pernafasan
Gejala       :
Merasa kurang oksigen, batuk dengan atau tanpa sputum purulen
Tanda       :
Pernafasan cepat, batuk dengan/tanpa sputum
v    
Keamanan
Gejala       : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Gejala : Demam, diaforesis, kulit rusak, menurunnya
rentang gerak, parastesia/paralisis otot, termasuk otot pernafasan (jika kadar
kalium menurun tajam)
v    
Seksualitas
Gejala : Kebas vagina, impotensi pada pria, kesulitan
orgasme pada wanita
Pemeriksaan Diagnostik
Glukosa darah                       : meningkat > 200
mg/dl atau lebih
Aseton plasma          : Positif secara mencolok
As. Lemak bebas     : kadar lipid dan kolesterol meninggkat
Elektrolit                     : Na normal/menurun; K
normal/meningkat semu; F turun
Hemoglobin glikosilat           : Meningkat 2-4 X normal
Gas Darah Arteri       :
pH rendah, penurunan HCO3 (asidosis metabolik) dengan    kompensasi alkalosis respiratorik
Trombosit darah        : Ht mungkin meningkat, leukositosis,
hemokonsentrasi
Ureum/creatinin         : meningkat/normal
Amilase darah                       : meningkat
mengindikasikan pancreatitis akut
IV. RENCANA KEPERAWATAN
| 
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan
  kompensasi asidosis metabolik 
Tujuan : Pola nafas
  teratur, normopnea | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kaji pola nafas tiap hari | 
Pola dan kecepatan
  pernafasan dipengaruhi oleh status asam basa, status hidrasi, status
  cardiopulmonal dan sistem persyarafan. Keseluruhan faktor harus dapat
  diidentifikasi untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh/paling
  berpengaruh | 
| 
Kaji kemungkinan adanya secret yang mungkin timbul | 
Penurunan kesadaran mampu
  merangsang pengeluaran sputum berlebih akibat kerja reflek parasimpatik dan
  atau penurunan kemampuan menelan | 
| 
Kaji pernafasan kusmaul atau pernafasan keton | 
Paru-paru mengeluarkan
  asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis
  respiratorik terhadap keadaan ketoasidosis. Pernafasn yang berbau keton
  berhubungan dengan pemecahan asam ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis
  harus terkoreksi | 
| 
Pastikan jalan nafas tidak tersumbat | 
Pengaturan posisi ekstensi
  kepala memfasilitasi terbukanya jalan nafas, menghindari jatuhnya lidah dan
  meminimalkan penutupan jalan nafas oleh sekret yang munkin terjadi | 
| 
Berikan bantuan oksigen | 
Pernafasan musmaull
  sebagai kompensasi keasaman memberikan respon penurunan CO2 dan O2,
  Pemberian oksigen sungkup dalam jumlah yang minimal diharapkan dapat
  mempertahankan level CO2   | 
| 
Kaji Kadar AGD setiap hari | 
Evaluasi rutin konsentrasi
  HCO3, CO2 dan O2 merupakan bentuk evaluasi
  objektif terhadap keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen | 
| 
Kekurangan Volume Cairan dan Elektolit 
Tujuan : Keseimbangan
  cairan dan elektrolit tercapai dengan nilai laboratorium dalam batas normal. | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kaji riwayat pengeluaran berlebih : poliuri,
  muntah, diare | 
Memperkirakan volume
  cairan yang hilang. Adanya proses infeksi mengakibatkan demam yang
  meningkatkan kehilangan cairan IWL | 
| 
Pantau tanda vital | 
Hipovolemia dapat
  dimanivestasikan dengan hipotensi dan takikardi. Perkiraan berat ringannya
  hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih
  dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke posisi duduk/berdiri | 
| 
Kaji pernafasan kusmaul atau pernafasan keton | 
Paru-paru mengeluarkan
  asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis respiratorik
  terhadap keadaan ketoasidosis. Pernafasn yang berbau keton berhubungn dngan
  pemecvahan asam ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis harus terkoreksi | 
| 
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit
  dan membrana mukosa | 
Indikator tingkat hidrasi
  atau volume cairan yang adekuat | 
| 
Ukur BB tiap hari | 
Memberikan hasil
  pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
  selanjtunya dalam pemberian cairan pengganti | 
| 
Pantau masukan dan pengeluaran, catat BJ Urine | 
Memberikan perkiraan
  kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan terapi yang
  diberikan | 
| 
Berikan cairan paling sedikit 2500 cc/hr | 
Mempertahankan hidrasi dan
  volume sirkulasi | 
| 
Catat hal-hal seperti mual, nyeri abdomen , muntah,
  distensi lambung | 
Kekurangan cairan dan
  elektrolit mengubah motilitas lambung, yang seringkali akan menimbulkan
  muntah dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan atau
  elektrolit | 
| 
Kolaborasi |  | 
| 
Berikan NaCl, ½ NaCl, dengan atau tanpa dekstrose | 
Tipe dan jumlah cairan
  tergantung pada derajad kekurangan cairan dan respon pasien individual | 
| 
Berikan Plasma, albumin | 
Plasma ekspander kadang
  dibutuhkan jika kekuranggan tersebut mengancam kehidupan atau tekanan darah
  sudah tidak dapat kembali normal dengan usaha rehidrasi yang telah dilakukan | 
| 
Pantau pemeriksaan laboraorium : Ht, BUN/Creatinin,
  Na, K | 
Na menurun mencerminkan
  perpindahan cairan dari intrasel (diuresis osmotik). Na tinggi mencerminkan
  dehidrasiberat atau reabsorbsi Na akibat sekresi aldosteron. 
Hiperkalemia sebagai repon
  asidosis dan selanjutnya kalium hilang melalui urine. Kadar Kalium absolut
  tubuh kurang | 
| 
Berikan Kalium atau elektrolit IV/Oral | 
Kalium untuk mencegah
  hipokalemia harus ditambahkan IV. Kalium fosfat dapat diberikan untuk
  menngurangi beban Cl berlebih dari cairan lain | 
| 
Berikan Bikarbonat | 
Diberikan dengan hati-hati
  untuk memperbaiki asidosis | 
| 
Pasang selang NG dan lakukan penghisapan | 
Mendekompresi lambung dan
  dapat menghilanggkan muntah | 
| 
Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh 
Tujuan : Berat badan
  stabil dan tingkat kekuatan energi tetap | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Timbang BB tiap hari | 
Mengkaji pemasukan makanan
  yang adekuat termasuk absorbsi dan utilisasinya | 
| 
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
  bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien | 
Mengidentifikasi
  kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan teraupetik | 
| 
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen,
  perut kembung, mual,  muntahan makanan
  yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi | 
Hiperglikemia dan gangguan
  keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung
  (distensi dan ileus paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi | 
| 
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan
  dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransi melalui
  oral | 
Pemberian makanan peroral
  lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik | 
| 
Identifikasi makanan yang disukai/dikehendaki | 
Jika makanan yang disuai
  dapat dimasukkan dalam perencanaan makan  | 
| 
Libartkan keluarga/pasien dalam perencanaan makanan | 
Meningkatkan rasa
  keterliatan keluarga; memeberikan informasi pda keluarga untuk memahami
  kebutuhan nutrisi klien | 
| 
Observasi tanda hipoglikemia : penuruann
  kesasadaran, kulit lembab/dingin, nadi cepat, lapar, sakit kepala, peka
  rangsang | 
Karena metabolisme
  karbohidrat mulai terjadi (gula darah akan berkurang, dan sementara tetap
  diberikan insulin maka hipoglikemia mungkin terjadi tanpa memperhatikan
  perubahan tingkat kesadaran. Ini harus ditangani dengan cepat dan ditangani
  melalui protokol yang direncanakan | 
| 
Kolaborasi |  | 
| 
Lakukan pemeriksaan gula darah denggan menggunakan
  finger stick | 
Analisa di tempat tidur
  terhadap gula darah lebih akurat dibandingkan dengan reduksi urine | 
| 
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glikosa
  darah, aseton, pH dan HCO3 | 
Gula darah akan menurun
  perlahan dengan pengantian cairan dan terapi insulin terkontrol. Dengan
  pemberian insulin optimal, glukosa akan masuk dalam sel dan digunakan untuk
  sumber kalori. Jika hal ini terjadi kadar aseton akan menurun dan asidosis
  dapat dikoreksi  | 
| 
Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan IV
  intermiten/ kontinyu (5 – 10 IU/jam) sampai glukosa darah 250 mg/dl | 
Insulin reguler memiliki
  awitan cepat karenanya dnegan cepat pula membantu memindahkann glukosa dalam
  sel. Pemberian melalui IV merupakan rute pilihan utama karena absorbsi
  jaringan subkutan tidak menentu/lambat. | 
| 
Lakukan konsultasi dengan ahli diet | 
Bermanfaat dalam
  perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien,
  menjawab pertanyaan dan dapat pula membantu pasien atau orang terdekat untuk
  mengembangkan rencana makanan | 
PENGKAJIAN
Tanggal masuk   : 15 – 01 -2002                            Jam masuk    : 23.20 WIB
Ruang                : ECU Interna II                                No. Reg Med : 10122822
Pengkajian        : 22 – 01 - 2002 
A. Identitas
Nama Pasien      :
Ny. M                                                Nama
Suami : Tn. S
Umur                     :
50 tahun                               Umur               : 53 tahun
Suku/Bangsa       :
Jawa/Indonesia                   Suku/bangsa :Jawa  
Agama                 :
Islam                                     Agama                       : Islam
Pendidikan          :
SD                                        Pendidikan    : SMP
Pekerjaan                        :
Ibu rumah tangga                Pekerjaan      : Wiraswasta
Alamat                  :
Surabaya
B. RIWAYAT KEPERAWATAN
1.     
Riwayat Masuk Rumah Sakit :
Klien datang dengan
diantar oleh keluarganya setelah mengalami kelemahan dan merasa pusing serta
merasa sesak nafas. Klien merasa badannya terasa berat. Klien memiliki riwayat
penyakit kencing manis. 
Hal yang paling dirasakan saat ini adalah sesak
nafas. Sesak dialami ole klien dirasakan sejak tanggal 16 Januari 2002 dan
dirasakan semakin berat biala klien duduk di tempat tidur. Sesak nafas
dirasakan berkurang bila klien berbaring di tempat tidur, namun sesak tidak
hilang. Sesak dirasakan hingga membuat klien tidak mampu untuk berdiri atau
berjalan dari tempat tidur. Sesak dirasakan pada seluruh lapang dada namun
tidak mengalami nyei pada saat bernafas. 
2.     
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluarga klien menyatakan tidak menderita penyakit
jantung, paru, gondok, Namun klien menderita sakit kencing manis dan diketahi
sejak umur 40 tahun (sepuluh tahun yang lalu) dan biasa berobat (kontrol) di
Puskesmas.  Klien juga mengalami gangren
sejak sekitar 4 tahun yang lalu. Sakit yang bisa dialami klien hanyalah demam
biasa atau pilek yang biasanya sembuh dengan membeli obat dari warung
3.     
Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga menyangkal adanya
penyakit Kencing Manis yang diderita oleh keluarga klien, penyakit jantung.
Genogram :
|  | 
 Pria
            Pria Wanita
            Wanita|  | 
            Klien
4.     
Kebutuhan Dasar Khusus
a.     
Breath (pernafasan)
S ubyektif : -
Obyektif :
Pernafasan 36 X/menit, Kusmaull, Hidung bersih
sebelah kanan terpasang NGT, discart (-), pernafasan cuping hidung (-). Suara
nafas tidak ada stridor, vesikuler pada lapang paru.
b.     
Blood (Kardiovaskuler)
Subyektif : -
Obyektif : 
Nadi 118 X/mnt, reguler kuat;TD : 140/90 mmHg,
Suara Jantung S1S2 tanpa suara tambahan, mur-mur/split
(-),  Kulit Pucat, CRT 2 menit. 
c.     
Brain (Persyarafan)
Subyektif : -
Obyektif :
GCS 3 (M 1 V 1 E 1),
Refleks pupil (+) isokhor, gelisah, koordinasi gerak tidak terkaji.
d.     
Bowel (Pencernaan)
Subyektif : -
Obyektif : 
Mulut kotor,bibir kering, lidah tidak tremor,
pharing tidak hiperemis, nafas bau aseton, pembesaran kel leher (-). Abdomen
supel simetris, masa (-) skibala tidak teraba, pembesaran hati (-) limpha (-)
ascites (-). Bising usus (+) tidak meningkat. b.a.b belum sejak dua hari yang
lalu.
e.     
Bladder (Perkemihan)
Subyektif : -
Obyektif :
Distensi kandung kemih (-), Produksi urine 1400
cc/24 jam, warna kuning jernih. Terpasang kateter
f.       
Bone (Muskuloskeletal)
Subyektif : -
Obyektif :
Kekuatan otot tidak terkaji, atropi otot tidak
ditemukan, deformitas ekstremitas tidak ditemukan, Kemampuan bergerak tidak
beraturan kuat. 
g.     
Skin (Integumen)
Subyektif : -
Obyektif : 
BB saat masuk 53 kg, TB 149 Cm. Warna kulit pucat,
cyanosis (-) Icterus (-), spider nevi/perdarahan kulit (-) lesi  (-) oedema (-)  
Data Laboratorium
Tanggal 10 Juli 2001 
Hb                   : 15, 6 mg%               
PCV                : 0,48                          ( 0,38 – 0,42)
Leukosit         : 4.5000                      (< 100.000)
Trombosit       : 387
Glukosa          : 651 mmol
SGOT             : 31
Kreatinin         : 1,56
Analisa Darah
pH                   : 7,429                                    (7,35 –
7,54)
pCO2              : 18,9
mmol                (25 – 45 mmol)
pO2                 : 10,8
mmol                ( 80 – 104 mmol)
HCO3              : 12,2
mmol                (21 – 25 mmol)
O2 sat             : 98,3 %
Elektrolit :
K                     : 6,45 mEq                 (3,8 – 5,0 mEq)
Na                   : 115 mEq                  (136 – 144 mEq)
Cl                    : 105 mEq                  (105 – 120 mEq)
Urinalisis
Eritrosit 3 – 4, Leukosit 5 – 6, 
Epitel 9 – 11, Kristal - , Kuman (+)
Analisa Data
| 
Data | 
Etiologi | 
Masalah | 
| 
DS : - 
DO : 
-   Pernafasan kusmaull,  
-   RR 36 X/mnt 
-   GCS 3 (M1 V1 E1) 
-   HCO3 12,2
  mmol  | 
Penurunan insulin/reseptor
  insulin 
Peningkatan katabolisme tubuh 
(glukolisis, glukoneolisis) 
Peningkatan produk keton
  dan peningkatan keasaman darah 
Kompensasi melalui pernafasan
  dengan peningkatan RR dan pola | 
Pernafasan | 
| 
DS : - 
DO : 
-    GDA : 651 
-   PCV 4,8 
-   Na 115 mEq 
-   Bibir kering | 
Peningkatan kadar glukosa
  darah 
Hiperosmolaritas organ 
Dehidrasi jaringan (sel) | 
 Keseimbangan cairan dan elektrolit | 
| 
DS : - 
DO : 
-   Gelisah  
-   GCS 3 (M1 V1
  E1) | 
Hiperosmolaritas    Peningkatan keton 
Sirkulasi otak <      Keracunan otak 
Penurunan kesadaran 
Gelisah  | 
Keamanan/ keselamatan | 
| 
DS : - 
DO : 
-   Kesadaran menurun 
-   GCS 3 (M1 V1
  E1) 
-   Kemampuan makan (-) 
-   Terpasang NGT | 
Penurunan Insulin/ggn reseptor 
Uptake sel << 
Rangsang Katabolisme >> 
Pemakaian simpanan energi
  >> 
Energi >> | 
Nutrisi | 
Diagnosa
Keperawatan :
1.     
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi
asidosis metabolik
2.     
Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit berhubungan
dengan peningkatan osmolaritas sekundr terhadap hiperglikemia
3.     
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
peningkatan katabolisme, intake yang kurang
4.     
Resiko tinggi cedera berhubungan dengan penurunan
kesadaran
Rencana Perawatan
| 
Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan
  kompensasi asidosis metabolik 
Tujuan : Pola nafas
  teratur, normopnea | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kaji pola nafas tiap hari | 
Pola dan kecepatan
  pernafasan dipengaruhi oleh status asam basa, status hidrasi, status
  cardiopulmonal dan sistem persyarafan. Keseluruhan faktor harus dapat diidentifikasi
  untuk menentukan faktor mana yang berpengaruh/paling berpengaruh | 
| 
Kaji kemungkinan adanya secret yang mungkin timbul | 
Penurunan kesadaran mampu
  merangsang pengeluaran sputum berlebih akibat kerja reflek parasimpatik dan
  atau penurunan kemampuan menelan | 
| 
Kaji pernafasan kusmaul atau pernafasan keton | 
Paru-paru mengeluarkan
  asam karbonat melalui pernafasan yang menghasilkan kompensasi alkalosis
  respiratorik terhadap keadaan ketoasidosis. Pernafasn yang berbau keton
  berhubungan dengan pemecahan asam ketoasetat dan harus berkurang bila ketosis
  harus terkoreksi | 
| 
Pastikan jalan nafas tidak tersumbat | 
Pengaturan posisi ekstensi
  kepala memfasilitasi terbukanya jalan nafas, menghindari jatuhnya lidah dan
  meminimalkan penutupan jalan nafas oleh sekret yang munkin terjadi | 
| 
Berikan bantuan oksigen | 
Pernafasan musmaull
  sebagai kompensasi keasaman memberikan respon penurunan CO2 dan O2,
  Pemberian oksigen sungkup dalam jumlah yang minimal diharapkan dapat
  mempertahankan level CO2   | 
| 
Kaji Kadar AGD setiap hari | 
Evaluasi rutin konsentrasi
  HCO3, CO2 dan O2 merupakan bentuk evaluasi
  objektif terhadap keberhasilan terapi dan pemenuhan oksigen | 
| 
Gangguan keseimbangan cairan dan elektolit
  berhubungan dengan peningkatan osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia 
Tujuan : Keseimbangan
  cairan dan elektrolit tercapai dengan nilai laboratorium dalam batas normal. | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kaji riwayat pengeluaran berlebih : poliuri,
  muntah, diare | 
Memperkirakan volume
  cairan yang hilang. Adanya proses infeksi mengakibatkan demam yang
  meningkatkan kehilangan cairan IWL | 
| 
Pantau tanda vital | 
Hipovolemia dapat
  dimanivestasikan dengan hipotensi dan takikardi. Perkiraan berat ringannya
  hipovolemia dapat dibuat ketika tekanan darah sistolik pasien turun lebih
  dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke posisi duduk/berdiri | 
| 
Kaji nadi perifer, pengisian kapiler, turgor kulit
  dan membrana mukosa | 
Indikator tingkat hidrasi
  atau volume cairan yang adekuat | 
| 
Ukur BB tiap hari | 
Memberikan hasil
  pengkajian yang terbaik dari status cairan yang sedang berlangsung dan
  selanjtunya dalam pemberian cairan pengganti | 
| 
Pantau masukan dan pengeluaran, catat BJ Urine | 
Memberikan perkiraan
  kebutuhan akan cairan pengganti, fungsi ginjal, dan keefektifan terapi yang
  diberikan | 
| 
Berikan cairan paling sedikit 2500 cc/hr | 
Mempertahankan hidrasi dan
  volume sirkulasi | 
| 
Catat hal-hal seperti mual, nyeri abdomen , muntah,
  distensi lambung | 
Kekurangan cairan dan
  elektrolit mengubah motilitas lambung, yang seringkali akan menimbulkan
  muntah dan secara potensial akan menimbulkan kekurangan cairan atau
  elektrolit | 
| 
Kolaborasi |  | 
| 
Berikan NaCl, ½ NaCl, dengan atau tanpa dekstrose | 
Tipe dan jumlah cairan
  tergantung pada derajad kekurangan cairan dan respon pasien individual | 
| 
Berikan Plasma, albumin | 
Plasma ekspander kadang
  dibutuhkan jika kekuranggan tersebut mengancam kehidupan atau tekanan darah
  sudah tidak dapat kembali normal dengan usaha rehidrasi yang telah dilakukan | 
| 
Pantau pemeriksaan laboraorium : Ht, BUN/Creatinin,
  Na, K | 
Na menurun mencerminkan
  perpindahan cairan dari intrasel (diuresis osmotik). Na tinggi mencerminkan
  dehidrasi berat atau reabsorbsi Na akibat sekresi aldosteron. 
Hiperkalemia sebagai repon
  asidosis dan selanjutnya kalium hilang melalui urine. Kadar Kalium absolut
  tubuh kurang | 
| 
Berikan Kalium atau elektrolit IV/Oral | 
Kalium untuk mencegah
  hipokalemia harus ditambahkan IV. Kalium fosfat dapat diberikan untuk
  menngurangi beban Cl berlebih dari cairan lain | 
| 
Berikan Bikarbonat | 
Diberikan dengan hati-hati
  untuk memperbaiki asidosis | 
| 
Pasang selang NG dan lakukan penghisapan | 
Mendekompresi lambung dan
  dapat menghilangkan muntah | 
| 
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
  peningkatan katabolisme, intake yang kurang 
Tujuan : Berat badan
  stabil dan tingkat kekuatan energi tetap | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Timbang BB tiap hari | 
Mengkaji pemasukan makanan
  yang adekuat termasuk absorbsi dan utilisasinya | 
| 
Tentukan program diet dan pola makan pasien dan
  bandingkan dengan makanan yang dapat dihabiskan pasien | 
Mengidentifikasi
  kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan teraupetik | 
| 
Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen,
  perut kembung, mual,  muntahan makanan
  yang belum sempat dicerna, pertahankan keadaan puasa sesuai indikasi | 
Hiperglikemia dan gangguan
  keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung
  (distensi dan ileus paralitik) yang akan mempengaruhi pilihan intervensi | 
| 
Berikan makanan cair yang mengandung zat makanan
  dan elektrolit dengan segera jika pasien sudah dapat mentoleransi melalui
  oral | 
Pemberian makanan peroral
  lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik | 
| 
Libatkan keluarga/pasien dalam perencanaan makanan | 
Meningkatkan rasa
  keterliatan keluarga; memeberikan informasi pda keluarga untuk memahami
  kebutuhan nutrisi klien | 
| 
Observasi tanda hipoglikemia : penurunan kesadaran,
  kulit lembab/dingin, nadi cepat, lapar, sakit kepala, peka rangsang | 
Karena metabolisme
  karbohidrat mulai terjadi (gula darah akan berkurang, dan sementara tetap
  diberikan insulin maka hipoglikemia mungkin terjadi tanpa memperhatikan
  perubahan tingkat kesadaran. Ini harus ditangani dengan cepat dan ditangani
  melalui protokol yang direncanakan | 
| 
Kolaborasi |  | 
| 
Lakukan pemeriksaan gula darah denggan menggunakan
  finger stick | 
Analisa di tempat tidur
  terhadap gula darah lebih akurat dibandingkan dengan reduksi urine | 
| 
Pantau pemeriksaan laboratorium seperti glikosa
  darah, aseton, pH dan HCO3 | 
Gula darah akan menurun
  perlahan dengan pengantian cairan dan terapi insulin terkontrol. Dengan
  pemberian insulin optimal, glukosa akan masuk dalam sel dan digunakan untuk
  sumber kalori. Jika hal ini terjadi kadar aseton akan menurun dan asidosis
  dapat dikoreksi  | 
| 
Berikan pengobatan insulin secara teratur dengan IV
  intermiten/ kontinyu (5 – 10 IU/jam) sampai glukosa darah 250 mg/dl | 
Insulin reguler memiliki
  awitan cepat karenanya dengan cepat pula membantu memindahkann glukosa dalam
  sel. Pemberian melalui IV merupakan rute pilihan utama karena absorbsi
  jaringan subkutan tidak menentu/lambat. | 
| 
Lakukan konsultasi dengan ahli diet | 
Bermanfaat dalam
  perhitungan dan penyesuaian diet untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pasien,
  menjawab pertanyaan dan dapat pula membantu pasien atau orang terdekat untuk
  mengembangkan rencana makanan | 
| 
Resiko tingi cidera berhubungan dengan penurunan
  kesadaran 
Tujuan : Tidak terjadi
  cidera  | |
| 
Intervensi | 
Rasional | 
| 
Kaji tingkat kesadaran klien | 
 Perubahan/dinamika derajad kesadaran
  dipengaruhi oleh level dehidrasi, racun keton dan keseimbangan asam-basa
  sebagai akumulasi gejala penyakit diabetik(hiperosmolar) | 
| 
Kaji faktor-faktor resiko yang mungkin timbul | 
Resiko jatuh, resiko terluka
  dan resiko kerusakan jaringan kulit merupakan hal yang perlu diperhatikan | 
| 
Pasang restrain | 
Kegelisahan dan adanya
  gerak yang tidak terkontrol perlu dibatasi dengan baik dengan pemasangan
  restrain | 
| 
Kaji tanda-tanda vital | 
Tanda vital merupakan
  patokan umum  kondisi dan keparahan
  penyakit yang munkin muncul  | 
| 
Berikan lingkungan yang nyaman, bersih dan kering | 
Resiko cidera dapat
  diakibatkan benda-benda tajam dan berbahaya, adanya tempat tidur yang basah
  atau kotor serta tidak rapi serta pengaman yang kurang kuat  | 
IMPLEMENTASI & EVALUASI
Tanggal 10 Juli 2001 
Diagnosa I : Pola Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi
asidosis metabolik
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
08.00 
08.04 
08.10 
08.12 
10.00 
12.00 
12.30 | 
Mengkaji
  pernafasan  
RR: 34 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)  
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala ekstensi 
Kepala posisi ekstensi 
Memonitor  kepatenan sistem oksigen 
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur oksigen bocor  
Menutup/memperbaiki
  sistem oksigen 
Selang oksigen tidak bocor, Oksigen 2 L/mnt 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-) 
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 36 X/mnt, Kussmaull, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala 
Posisi kepala
  ekstensi |  | 
S : - 
O :  
RR 34 X/mnt,
  Pernafasan Kusmaull, PCH (-) Ronchii (-) Wheezing (-) 
HCO3
  belum diketahui 
pCO2
  belum diketahui 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 10 Juli
2001 
Diagnosa II :
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan osmolaritas
sekunder terhadap hiperglikemia 
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
09.00 
09.10 
09.30 
11.10 
12.20 
12.50 
13.50 | 
Mengkaji TD dan nadi 
TD: 160/90 N: 120 X/mnt S: 38,2OC 
CRT 1 detik, Kulit Pucat 
Menentukan
  Intake dan Output Cairan harian 
I : 2300 cc O : 1800 cc 
Memonitor
  kelancaran dan kepatenan infus 
Infus lancar, jumlah tetesan 30 tts/mnt 
Mengkaji TD dan
  Nadi 
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan
  Cairan KCl 25 cc/24 jam 
Cairan KCl diberikan perinfus 
Memberikan
  Actrapid Personde, Memberikan Cairan
  peroral 150 cc,muntah (-) 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 112 X/mnt S : 38,0 OC |  | 
S : - 
O :  
TD : 150/90
  mmHg, N : 112 X/mnt S : 38.0 OC 
PCV : belum
  diketahui 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 10 Juli
2001 
Diagnosa III :
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan katabolisme,
penurunan intake
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.30 
07.34 
07.35 
08.20 
09.20 
10.50 | 
Mengkaji tanda kurang nutrisi  
BB tidak dapat
  ditimbang setiap hari, mulut kering dan kotor,  
Mengkaji faktor resiko peningkatan kebutuhan nutrisi :
  demam, kondisi infeksi, kemampuan energi 
S : 38,0 OC,
  Otot kuat, kekuatan tak terkaji 
Memperbaiki kloting Syringe Pump : Actrapid 2 U/jam 
Kondisi Pump stabil 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Menentukan reduksi cairan lambung 
Cairan keluar dari
  selang sonde + 50 cc 
Membantu pengukuran kadar gula darah Acak dengan Fingertip 
GDA : 358 |  | 
S : - 
O :  
GDA 358,
  Kesadaran menurun, GCS ::1/1/1  
Makanan personde
  6 X 150 cc, klien tidak mutah 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 10 Juli
2001
Diagnosa IV :
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.30 
10.45 
10.50 
13.45 | 
Mengkaji derajad kesadaran 
GCS :
  1/1/1, pasien gelisah 
Memasang Restrain pada kaki dan tangan 
Restrain
  terpasang 
Memperbaiki posisi Klien, merapikan tempat tidur 
Posisi klien
  terlentang, tempat tidur rapi 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat
  kerusakan kulit/distensi cairan |  | 
10/07/01; 14.00
  WIB 
S :- 
O : 
Terpasang
  restrain 
Posisi
  terlentang 
Kondisi daerah
  restrain tidak tertekan/rusak kulit 
A : Masalah
  teratasi sebagian 
P : Pengkajian
  resiko/dampak pemasangan restrain | 
Tanggal 11 Juli
2001 
Diagnosa I : Pola
Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.30 
07.35 
07.35 
07.45 
10.00 
12.00 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji
  pernafasan  
RR: 32 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)  
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala ekstensi 
Kepala posisi ekstensi 
Memonitor  kepatenan sistem oksigen 
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur oksigen bocor  
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-) 
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala 
Posisi kepala
  ekstensi  
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 34 X/mnt, Kussmaull, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) |  | 
11/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
RR 34 X/mnt,
  Pernafasan Kusmaull, PCH (-) Ronchii (-) Wheezing (-) 
HCO3
  belum diketahui 
pCO2
  belum diketahui 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 11 Juli
2001 
Diagnosa II :
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan
osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia 
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
08.00 
08.10 
08.30 
10.10 
13.20 
12.50 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji TD dan nadi 
TD: 150/90 N: 110 X/mnt S: 38,2OC 
CRT 1 detik, Kulit Pucat 
Menentukan
  Intake dan Output Cairan harian 
I : 3000 cc O : 2800 cc 
Memonitor
  kelancaran dan kepatenan infus 
Infus lancar, jumlah tetesan 30 tts/mnt 
Mengkaji TD dan
  Nadi 
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan
  Cairan KCl 25 cc/24 jam 
Cairan KCl diberikan perinfus 
Memberikan
  makanan cair Personde 
Memberikan Cairan peroral 150 cc,muntah (-) 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,2 OC 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 120 X/mnt S : 38,0 OC |  | 
11/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
TD : 150/90
  mmHg, N : 120 X/mnt S : 38.0 OC, 
I: 3000 O :
  2800 cc 
Infus lancar 
PCV : belum
  diketahui 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 11 Juli
2001 
Diagnosa III :
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan katabolisme,
penurunan intake
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.20 
08.00 
08.35 
08.20 
09.50 
12.30 
12.00 | 
Mengkaji faktor resiko peningkatan kebutuhan nutrisi :
  demam, kondisi infeksi, kemampuan energi 
S : 38,0 OC,
  Otot kuat, kekuatan tak terkaji 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Menentukan reduksi cairan lambung 
Cairan keluar dari
  selang sonde + 50 cc 
Membantu pengukuran kadar gula darah Acak dengan Fingertip 
GDA : 329 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Memberika injeksi Insulin 4 U SC 
Reaksi Hipoglikemia
  (-) |  | 
11/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
GDA 329,
  Kesadaran menurun, GCS ::1/1/1  
Makanan
  personde 6 X 150 cc, klien tidak mutah 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 11 Juli
2001
Diagnosa IV :
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.30 
09.45 
10.50 
12.00 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji derajad kesadaran 
GCS :
  1/1/1, pasien gelisah 
Memperbaiki posisi Klien, merapikan tempat tidur 
Posisi klien
  terlentang, tempat tidur rapi 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat
  kerusakan kulit/distensi cairan 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat tanda
  komplikasi pemasangan 
Mengkaji tanda vital 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,2 OC 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain, mengatur posisi,
  membersihkan tempat tidur |  | 
11/07/01; 14.00
  WIB 
S :- 
O : 
GCS : 1/1/1,
  Klien gelisah 
Terpasang
  restrain 
Posisi
  terlentang 
Kondisi daerah
  restrain tidak tertekan/rusak kulit 
A : Masalah
  teratasi sebagian 
P : Pengkajian
  resiko/dampak pemasangan restrain | 
Tanggal 12 Juli
2001 
Diagnosa I : Pola
Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.30 
07.35 
07.35 
07.45 
10.00 
12.00 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji
  pernafasan  
RR:32 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)  
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala ekstensi 
Kepala posisi ekstensi 
Memonitor  kepatenan sistem oksigen 
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur oksigen bocor  
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 28 X/mnt, Tachipnea, PCH (-) 
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 28 X/mnt,Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala 
Posisi kepala
  ekstensi  
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 30 X/mnt, Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 28 X/mnt, Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) |  | 
12/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
RR 28 X/mnt,
  Pernafasan Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-) Wheezing (-) 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 12 Juli
2001 
Diagnosa II :
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan
osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia 
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
08.00 
08.20 
08.20 
10.00 
13.20 
12.50 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji TD dan nadi 
TD: 150/90 N: 110 X/mnt S: 38,0OC 
CRT 1 detik, Kulit Pucat 
Menentukan
  Intake dan Output Cairan harian 
I : 3000 cc O : 3000 cc 
Memonitor
  kelancaran dan kepatenan infus 
Infus lancar, jumlah tetesan 30 tts/mnt 
Mengkaji TD dan
  Nadi 
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan
  makanan cair Personde 
Memberikan Cairan peroral 150 cc,muntah (-) 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 160/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC |  | 
12/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
TD : 150/90
  mmHg, N : 110 X/mnt S : 38.0 OC, 
I: 2400 O :
  2200 cc 
Infus lancar 
PCV : belum
  diketahui 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 12 Juli
2001 
Diagnosa III :
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan katabolisme,
penurunan intake
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
08.00 
08.35 
08.20 
09.50 
12.30 
12.00 | 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Menentukan reduksi cairan lambung 
Cairan keluar dari
  selang sonde + 50 cc 
Membantu pengukuran kadar gula darah Acak dengan Fingertip 
GDA : 342 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Memberika injeksi Insulin 4 U SC 
Reaksi Hipoglikemia
  (-) |  | 
12/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
GDA 342,
  Kesadaran menurun, GCS ::1/1/1  
Makanan
  personde 6 X 150 cc, klien tidak muntah 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 12 Juli
2001
Diagnosa IV :
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
09.30 
09.45 
10.30 
12.00 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji derajad kesadaran 
GCS :
  1/1/1, pasien gelisah 
Memperbaiki posisi Klien, merapikan tempat tidur 
Posisi klien
  terlentang, tempat tidur rapi 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat
  kerusakan kulit/distensi cairan 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat tanda
  komplikasi pemasangan 
Mengkaji tanda vital 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,2 OC 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain, mengatur posisi,
  membersihkan tempat tidur |  | 
11/07/01; 14.00
  WIB 
S :- 
O : 
GCS : 1/1/1,
  Klien gelisah 
Terpasang
  restrain 
Posisi
  terlentang 
Kondisi daerah
  restrain tidak tertekan/rusak kulit 
A : Masalah
  teratasi sebagian 
P : Pengkajian
  resiko/dampak pemasangan restrain | 
Tanggal 13 Juli
2001 
Diagnosa I : Pola
Nafas tidak efektif berhubungan dengan kompensasi asidosis metabolik
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
07.30 
07.35 
07.35 
07.45 
10.00 
12.00 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji
  pernafasan  
RR:30 X/mnt, Kussmaull,PCH (-)  
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala ekstensi 
Kepala posisi ekstensi 
Memonitor  kepatenan sistem oksigen 
Oksigen masuk 4 L/mnt, jalur oksigen bocor  
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 28 X/mnt, Tachipnea, PCH (-) 
Ronchii (-) Wheezing (-) 
Mengkaji pernafasan 
RR : 28 X/mnt,Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengatur posisi
  kepala 
Posisi kepala
  ekstensi  
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 30 X/mnt, Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) 
Mengkaji
  pernafasan 
RR : 30 X/mnt, Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-)
  Wheezing (-) |  | 
13/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
RR 30 X/mnt,
  Pernafasan Tachipnea, PCH (-) Ronchii (-) Wheezing (-) 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 13 Juli
2001 
Diagnosa II :
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit berhubungan dengan peningkatan
osmolaritas sekunder terhadap hiperglikemia 
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
08.00 
08.20 
08.20 
10.00 
13.20 
12.50 
12.00 | 
Mengkaji TD dan nadi 
TD: 150/90 N: 110 X/mnt S: 38,0OC 
CRT 1 detik, Kulit Pucat 
Menentukan Intake
  dan Output Cairan harian 
I : 2900 cc O : 2800 cc 
Memonitor
  kelancaran dan kepatenan infus 
Infus lancar, jumlah tetesan 30 tts/mnt 
Mengkaji TD dan
  Nadi 
TD: 150/90 mmHg N : 116 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan
  makanan cair Personde 
Memberikan Cairan peroral 150 cc,muntah (-) 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 160/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC |  | 
13/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
TD : 150/90
  mmHg, N : 110 X/mnt S : 38.0 OC, 
I: 2400 O :
  2200 cc 
Infus lancar 
PCV : belum
  diketahui 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 13 Juli
2001 
Diagnosa III :
Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan peningkatan katabolisme,
penurunan intake
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
08.00 
08.30 
09.00 
12.30 
12.00 | 
Mengukur TD dan
  Nadi 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,0 OC 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Menentukan reduksi cairan lambung 
Cairan keluar dari
  selang sonde + 50 cc 
Memberikan makanan personde 
Klien tidak muntah 
Memberika injeksi Insulin 4 U SC 
Reaksi Hipoglikemia
  (-) |  | 
13/07/01; 14.00
  WIB 
S : - 
O :  
GDA 352,
  Kesadaran menurun, GCS ::1/1/1  
Makanan
  personde 6 X 150 cc, klien tidak muntah 
A : Masalah
  belum teratasi 
P : Intervensi
  diteruskan | 
Tanggal 13 Juli
2001
Diagnosa IV :
Resiko tinggi cidera berhubungan dengan penurunan kesadaran
| 
Jam | 
IMPLEMENTASI | 
T.Tangan | 
EVALUASI | 
| 
09.30 
09.45 
10.30 
12.00 
12.00 
14.00 | 
Mengkaji derajad kesadaran 
GCS :
  2/3/3, pasien gelisah 
Memperbaiki posisi Klien, merapikan tempat tidur 
Posisi klien
  terlentang, tempat tidur rapi 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat
  kerusakan kulit/distensi cairan 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain 
Tidak terdapat tanda
  komplikasi pemasangan 
Mengkaji tanda vital 
TD : 150/90 mmHg N : 110 X/mnt S : 38,2 OC 
Mengkaji lokasi pemasangan restrain, mengatur posisi,
  membersihkan tempat tidur |  | 
13/07/01; 14.00
  WIB 
S :- 
O : 
GCS : 2/3/3,
  Klien gelisah 
Terpasang
  restrain 
Posisi
  terlentang 
Kondisi daerah
  restrain tidak tertekan/rusak kulit 
A : Masalah
  teratasi sebagian 
P : Pengkajian
  resiko/dampak pemasangan restrain | 
 
 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar